Peneliti telah mengembangkan obat baru, KL-50, yang secara selektif membunuh sel glioblastoma tanpa MGMT, menunjukkan efektivitas dalam model hewan tanpa efek samping pada sel normal. Penemuan ini membuka peluang baru untuk mengatasi resistensi terapi yang sering terjadi pada kanker otak.
Para peneliti telah mengembangkan obat baru yang dapat menyebabkan kerusakan DNA yang fatal pada sel kanker otak jenis glioblastoma, tanpa mempengaruhi sel normal. Dalam studi awal pada tikus, obat percobaan ini menunjukkan efektivitas tinggi dalam menekan pertumbuhan tumor tanpa menyebabkan efek samping. Glioblastoma menjadi salah satu jenis kanker otak yang paling umum dan paling mematikan pada orang dewasa, dengan hanya sekitar 5% pasien yang bertahan hidup selama lima tahun setelah diagnosis.
Kerusakan DNA memicu sel untuk memperbaiki dirinya melalui jalur molekuler tertentu. Namun, sekitar separuh glioblastoma memiliki kadar rendah protein MGMT yang berperan dalam perbaikan DNA, sehingga tumor ini menjadi sensitif terhadap kombinasi terapi radiasi dan obat TMZ. Sayangnya, sel tumor sering mengembangkan resistensi terhadap TMZ akibat mutasi gen, yang memengaruhi jalur perbaikan DNA.
Tim peneliti dari Yale University yang dipimpin oleh Dr. Ranjit Bindra dan Dr. Seth Herzon berusaha mengeksplorasi cara baru untuk mengubah kelemahan glioblastoma terkait kadar MGMT yang rendah menjadi titik rentan. Mereka menciptakan obat baru yang mirip struktur dengan TMZ, dirancang untuk membunuh sel tanpa MGMT sambil melindungi sel normal.
Obat baru ini juga menyebabkan kerusakan DNA yang dapat diperbaiki oleh MGMT. Namun, jika sel tidak memiliki MGMT, obat ini akan memicu kerusakan jenis baru yang dikenal sebagai interstrand cross-link, yang dapat membunuh sel kanker tanpa terpengaruh jalur perbaikan lain. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa paling kuat, KL-50, dapat membunuh sel MGMT-defisien tanpa berdampak pada sel manusia normal.
Setelah diuji pada model tikus dengan sel glioblastoma manusia yang ditanamkan, KL-50 berhasil menekan pertumbuhan tumor, baik melalui pemberian oral maupun injeksi. Tidak ada efek samping yang signifikan, menunjukkan bahwa sel normal tidak terkena dampak. Penelitian lebih lanjut pada model hewan diperlukan sebelum uji klinis pada manusia dapat dilakukan, dan obat ini dapat membantu perawatan kanker lainnya juga.
Perusahaan yang didirikan oleh tim peneliti, Modifi Bio, bertujuan untuk melakukan uji klinis terkait senyawa baru ini. “Molekul ini sangat menjanjikan sebagai terapi karena kemampuannya dalam secara langsung memodifikasi DNA sel kanker,” kata Herzon.
Glioblastoma adalah jenis kanker otak yang sangat agresif dan umum terjadi pada orang dewasa, dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Penelitian ini berfokus pada pengembangan obat yang dapat membunuh sel tumor dengan memanfaatkan kelemahan dalam mekanisme perbaikan DNA pada sel-sel kanker tersebut. Inovasi dalam terapi kanker ini berpotensi mengubah cara pengobatan glioblastoma serta jenis kanker lainnya yang memiliki mekanisme resistensi serupa.
Penemuan obat baru yang ditargetkan, KL-50, dapat menjadi terobosan dalam pengobatan glioblastoma. Dengan kemampuannya untuk selektif membunuh sel tumor tanpa MGMT, KL-50 menunjukkan potensi besar dalam mengatasi resistensi terhadap terapi yang ada. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat membawa inovasi ini ke uji klinis dan memperbaiki hasil pengobatan untuk pasien kanker otak.
Sumber Asli: www.nih.gov
