Studi: Tidak Ada Kaitan Antara Penggunaan GLP-1 RA dan Kanker Tiroid

Studi menunjukkan bahwa penggunaan GLP-1 RA tidak meningkatkan risiko kanker tiroid dalam jangka pendek, berbanding pengguna DPP-4i. Dengan jumlah partisipan besar, tidak ditemukan bukti yang menunjukkan hubungan antara keduanya dalam rentang waktu 1.8 hingga 3.0 tahun. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis risiko jangka panjang.

Penggunaan agonis reseptor glukagon-like peptida 1 (GLP-1 RA) tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker tiroid dalam jangka pendek. Studi yang dilakukan oleh Sarah M. Baxter dan rekan-rekannya dari Queen’s University Belfast ini melibatkan 98.147 pengguna GLP-1 RA dan sekitar 2,49 juta pengguna dipeptidil peptidase-4 inhibitor (DPP-4i), dengan follow-up median antara 1.8 hingga 3.0 tahun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan GLP-1 RA tidak meningkatkan risiko kanker tiroid (rasio hazard tertimbang terpool, 0.81; 95 persen interval kepercayaan, 0.59 hingga 1.12) dibandingkan dengan penggunaan DPP-4i. Di antara pengguna GLP-1 RA, tidak ada peningkatan risiko dengan dosis kumulatif yang lebih tinggi.

Para peneliti menyimpulkan, “Dalam studi multisite besar ini, kami tidak menemukan bukti bahwa penggunaan GLP-1 RA terkait dengan peningkatan risiko kanker tiroid. Namun, bukti tidak cukup untuk menyingkirkan risiko berlebih dengan penggunaan jangka panjang.” Beberapa penulis mengungkapkan hubungan dengan industri farmasi.

Agonis GLP-1 telah digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2, tetapi khawatir munculnya efek samping, termasuk kanker tiroid. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah ada risiko terkait penggunaan GLP-1 RA dibandingkan dengan DPP-4i. Meskipun hasil jangka pendek menunjukkan keamanan, pengaruh jangka panjang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Studi menunjukkan bahwa penggunaan GLP-1 RA tidak meningkatkan risiko kanker tiroid dalam jangka pendek. Namun, penelitian jangka panjang diperlukan untuk memastikan tidak ada risiko tambahan di masa depan. Ini memberikan sedikit keyakinan bagi pasien dan dokter mengenai keamanan obat ini dalam jangka pendek.

Sumber Asli: www.renalandurologynews.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *