Sebuah studi menemukan bahwa suplemen asam ursodeoksikolitik (UDCA) dapat mengontrol pertumbuhan tumor dalam kanker hati tikus. Penelitian ini menunjukkan bahwa penargetan asam empedu dapat meningkatkan efektivitas imunoterapi. Kanker hati menjadi semakin prevalen, dan pendekatan baru untuk pengobatannya sangat dibutuhkan.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam ursodeoksikolitik (UDCA) melalui suplemen diet dapat mengontrol pertumbuhan tumor pada tikus dengan kanker hati. Temuan ini menawarkan pendekatan baru dalam perawatan kanker hati dan imunoterapi. Kanker hati semakin menjadi masalah, dengan estimasi 42.240 kasus baru di AS pada tahun 2025, akuntabilitas untuk 30.090 kematian.
Imunoterapi, yang menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker, telah menunjukkan keberhasilan yang lebih baik pada kanker paru-paru, ginjal, dan kandung kemih dibandingkan dengan kanker hati. Peneliti dari Salk Institute menyelidiki alasan di balik kekurangan efektivitas imunoterapi untuk kanker hati, menggunakan model tikus dan biopsi tumor hati manusia. Mereka menemukan kadar asam empedu yang terkonjugasi yang tinggi dalam biopsi kanker hati manusia.
Dengan menghambat protein BAAT, produksi asam empedu ini bisa diturunkan, yang mengurangi pertumbuhan tumor pada tikus, menunjukkan bahwa penargetan BAAT dapat meningkatkan respons imunoterapi pada pasien kanker hati. Penelitian ini juga menemukan bahwa meskipun asam empedu primer memberi dampak minimal, UDCA meningkatkan aktivitas sel T di hati. Peningkatan kadar UDCA melalui suplemen mempertahankan kontrol terhadap pertumbuhan tumor.
Kaech menyatakan bahwa lingkungan hati sangat unik, mempengaruhi interaksi sel imun dan kanker. Oleh karena itu, mengidentifikasi cara untuk mengatur asam empedu dapat meningkatkan kinerja sel T dan hasil bagi pasien. Penelitian ini memiliki potensi untuk menerjemahkan temuan ke klinik, karena suplementasi UDCA sudah digunakan untuk penyakit hati lain dan dapat diadopsi untuk pengobatan kanker hati.
Kanker hati, termasuk kanker saluran empedu intrahepatik, semakin merebak di AS dengan angka kejadian yang mencapai tiga kali lipat sejak 1980. Imunoterapi, meskipun efektif untuk banyak kanker, belum sepenuhnya berhasil dalam mengobati kanker hati. Penelitian ini berfokus pada peran asam empedu dalam interaksi antara hati dan sistem imun, menawarkan harapan untuk pengobatan baru melalui peningkatan UDCA.
Studi ini menyarankan bahwa mengatur asam empedu, khususnya dengan meningkatkan kadar UDCA, dapat memberikan pendekatan baru dalam pengobatan kanker hati. Dengan meningkatnya insiden kanker hati, penelitian ini berpotensi untuk membawa perubahan signifikan dalam terapi yang ada. Selain itu, fokus pada mikrobioma usus dapat memperluas pemahaman akan pengobatan berbasis bakteri dalam konteks kanker hati.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com