Sebuah studi baru menunjukkan adanya peningkatan diagnosis kanker tiroid di tahun pertama pasca inisiasi penggunaan GLP-1RA. Namun, peningkatan tersebut tampaknya terkait dengan deteksi kasus yang lebih baik daripada perkembangan kanker baru. Pemantauan tetap penting untuk pasien dengan diabetes tipe 2 yang menggunakan GLP-1RAs.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam JAMA Otolaryngology-Head & Neck Surgery menganalisis hubungan antara inisiasi penggunaan agonis reseptor GLP-1 (GLP-1RAs) dengan diagnosis baru kanker tiroid pada pasien diabetes tipe 2. Meskipun ada laporan peningkatan risiko kanker tiroid, hasil studi menunjukkan bahwa kenaikan insidens tersebut kemungkinan lebih disebabkan oleh deteksi kasus yang lebih baik daripada adanya kanker baru.
Dalam penelitian ini, data komprehensif dari 351.913 pasien berusia 21 tahun ke atas evaluasi, dengan rata-rata usia 65,3 tahun, diteliti. Persentase pasien yang didiagnosis kanker tiroid adalah 0,23% untuk DPP4i, 0,17% GLP-1RA, 0,17% SGLT2i, dan 0,20% SU. Hasil menunjukkan bahwa pasien yang memulai penggunaan GLP-1RA memiliki rasio risiko (HR) kanker tiroid yang lebih tinggi, terutama selama tahun pertama setelah memulai pengobatan.
GLP-1RAs adalah obat efektif untuk mengelola diabetes tipe 2 dan obesitas, dengan manfaat tambahan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan masalah hati. Penggunaan GLP-1RAs telah meningkat pesat dalam beberapa tahun, tetapi kekhawatiran mengenai potensi meningkatnya risiko kanker tiroid, khususnya tipe meduler, telah memunculkan peringatan dari FDA bagi individu berisiko.
Studi ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan relatif risiko kanker tiroid setelah memulai GLP-1RA, risiko absolut tetap rendah. Kenyataan ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan deteksi awal, namun juga mengindikasikan bahwa penggunaan GLP-1RA mungkin tidak secara langsung menyebabkan kanker tiroid baru. Peningkatan diagnosa mungkin disebabkan oleh deteksi yang lebih baik dalam periode awal penggunaan.
Sumber Asli: www.news-medical.net