Risiko Mengkonsumsi Alkohol Terkait Penyakit Kanker

Vivek Murthy mengeluarkan rekomendasi untuk mengurangi konsumsi alkohol demi menurunkan risiko kanker, yang masih banyak tidak disadari oleh masyarakat. Alkohol adalah penyebab kanker yang dapat dicegah ketiga tertinggi, dan bukti menunjukkan bahwa membatasi konsumsi dapat mengurangi risiko kanker. Brawley menekankan pentingnya moderasi dalam konsumsi alkohol.

Dalam minggu-minggu terakhirnya sebagai jenderal kesehatan AS, Vivek Murthy mengeluarkan dokumen berjudul Parting Prescription for America, menyarankan masyarakat untuk mencari makna dan tujuan untuk hidup lebih bahagia dan sehat. Namun, pesannya tercemar oleh rekomendasi sebelumnya mengenai pengurangan konsumsi alkohol untuk menurunkan risiko kanker. Menurut Surgen Umum, kurang dari 50% orang Amerika mengetahui bahwa alkohol meningkatkan risiko kanker. Murthy merekomendasikan pembaruan label peringatan pada minuman beralkohol sebanding dengan yang ada pada kemasan rokok.

Konsumsi alkohol menjadi penyebab kanker yang dapat dicegah ketiga tertinggi. Sebuah lembaga dari WHO mengungkapkan bahwa menghentikan atau membatasi konsumsi alkohol dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker. “Minum berat jelas jauh lebih buruk dibandingkan dengan minum ringan sampai sedang,” ujar Otis Brawley, seorang onkolog dari JHU.

Setelah hasil laporan WHO menunjukkan bahwa menghentikan atau mengurangi minum alkohol dapat menurunkan risiko banyak jenis kanker, Brawley menegaskan bahwa bukti menunjukkan alkohol menyebabkan berbagai jenis kanker. “Kami sudah mengetahui sejak tahun 1920-an bahwa alkohol, terutama yang kuat, menyebabkan kanker,” ungkap Brawley. Meskipun demikian, banyak yang terkejut dengan rekomendasi terbaru ini.

Brawley menjelaskan bahwa prinsip kehati-hatian mengharuskan peringatan jika ada kemungkinan menyebabkan kanker. “Ini bukan ‘mungkin menyebabkan kanker’, tetapi ‘itu menyebabkan kanker’. Oleh karena itu, kami merasa perlu memperingatkan orang-orang,” tegasnya. Diperkirakan ada 741.300 kasus kanker terkait alkohol pada tahun 2020, menjadikannya penyebab kanker yang dapat dicegah ketiga tertinggi.

Penelitian mengindikasikan bahwa alkohol dapat menyebabkan kanker dengan merusak DNA, yang berpotensi memicu tumor. Efek alkohol bersifat kumulatif. Menurut IARC, wanita yang minum setiap hari memiliki peningkatan risiko 3% kanker dibandingkan mereka yang minum kurang dari satu gelas per minggu. Brawley menegaskan bahwa, meskipun minum anggur atau bir lebih baik, tetap tidak ada yang aman sepenuhnya.

Saat ditanya tentang jumlah alkohol yang lebih aman, Brawley menyarankan agar jika seseorang memilih untuk minum, lakukan dengan moderasi: satu gelas atau kurang untuk wanita, dua gelas untuk pria. Namun, penting untuk diingat bahwa semua jenis alkohol meningkatkan risiko kanker dan masalah kesehatan lain. Brawley mengaku masih ingin mengetahui lebih lanjut tentang perbandingan risiko alkohol yang berbeda.

Di masyarakat, masih banyak yang tidak menyadari bahwa alkohol meningkatkan risiko kanker. Kampanye kesadaran dan pembaruan label peringatan pada produk alkohol diharapkan dapat membantu mengedukasi masyarakat. Fokus pada pengurangan konsumsi alkohol dan penjelasan tentang efek karsinogenik menjadi hal penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Dalam menghadapi risiko kesehatan alkohol, sangat penting untuk memoderasi konsumsi. Meski banyak yang menikmati minum, kesadaran akan risiko kanker yang diakibatkan oleh alkohol perlu ditingkatkan. Dengan memperbarui label peringatan dan meningkatkan kesadaran, diharapkan konsumsi alkohol bisa dikelola dengan baik demi kesehatan yang lebih baik.

Sumber Asli: hub.jhu.edu

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *