Kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di AS, meskipun jumlah kematian telah menurun berkat skrining. Dr. Neville Irani mendesak agar skrining tahunan dilakukan, terutama bagi mereka yang berisiko. Hanya 20% calon pasien di Missouri yang menjalani tes skrining. Faktor-faktor risiko lain selain merokok harus dipertimbangkan untuk memperluas kriteria skrining.
Laporan menunjukkan bahwa meskipun kematian akibat kanker paru-paru di AS telah menurun sejak diperkenalkannya tes skrining 10 tahun lalu, kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama kematian akibat kanker. Dr. Neville Irani, seorang radiolog, menekankan perlunya skrining tahunan untuk mendeteksi kanker lebih awal. Di Missouri, dari sekitar 600.000 calon pasien, hanya 20% yang menjalani tes ini, meskipun tes CT dosis rendah tersebut cukup sederhana dan cepat.
Skrining bisa diakses bagi individu berusia 50-77 tahun yang memiliki riwayat merokok. Meski banyak yang menjalani skrining, Dr. Irani mencatat bahwa 40% pasien baru kanker paru tidak memenuhi kriteria skrining yang ada saat ini. Selain merokok, faktor risiko lain seperti radon dan COPD juga harus dipertimbangkan.
Kanker paru-paru terus menjadi tantangan kesehatan masyarakat. Meskipun tes skrining telah menyelamatkan banyak nyawa, masih ada kesenjangan signifikan dalam pelaksanaannya. Penurunan angka kematian sangat penting untuk mencapai tingkat kematian kanker lainnya. Skrining yang tepat waktu dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan, namun banyak orang yang tidak terdeteksi karena low-nya tingkat skrining.
Pentingnya skrining kanker paru-paru adalah untuk mendeteksi penyakit lebih awal dan menyelamatkan lebih banyak nyawa. Sayangnya, banyak orang yang tidak menjalani skrining karena kurangnya kesadaran serta pedoman yang tidak mencakup semua kelompok berisiko. Pengmodifikasian kriteria skrining serta meningkatkan kesadaran masyarakat perlu dilakukan agar lebih banyak orang mendapatkan akses terhadap pemeriksaan ini.
Sumber Asli: krcgtv.com