Studi INNOVATION menunjukkan bahwa penambahan trastuzumab dan pertuzumab pada kemoterapi HER2-positif tidak memberikan manfaat signifikan dan meningkatkan toksisitas. Meskipun ada peningkatan respons patologi, hasil kelangsungan hidup bebas progresi dan kelangsungan hidup keseluruhan tidak cukup optimal setelah perubahan regimen kemoterapi.
Studi INNOVATION yang dipresentasikan di Simposium Kanker Saluran Pencernaan ASCO 2025 menunjukkan bahwa tambahan trastuzumab dan pertuzumab pada kemoterapi meningkatkan toksisitas pada pasien kanker lambung HER2-positif. Meskipun terdapat peningkatan numerik dalam kelangsungan hidup keseluruhan dan bebas progresi, manfaat ini tidak bertahan setelah perubahan regimen kemoterapi.
Tingkat respons patologi mayor (mpRR) tercatat 23,3% untuk kemoterapi tunggal, 37,0% untuk kemoterapi dengan trastuzumab, dan 26,4% untuk kemoterapi dengan trastuzumab dan pertuzumab. Mayoritas pasien menjalani pembedahan, dengan angka 98,4% pada kelompok kemoterapi dengan trastuzumab.
Status PFS median pada populasi total tidak tercapai dalam arm kemoterapi tunggal dan kemoterapi/trastuzumab. Namun, angka median 3,32 tahun terlihat pada arm kemoterapi dengan trastuzumab dan pertuzumab. Penambahan pertuzumab justru meningkatkan risiko progresi atau kematian.
Angka kelangsungan hidup lima tahun (OS) selama tiga tahun menunjukkan bahwa penggunaan kimoterapi dengan trastuzumab memberikan hasil minimal lebih baik dibandingkan dengan kemoterapi tunggal, sebaliknya, risiko kematian meningkat dengan penambahan pertuzumab. Hal ini dibuktikan dengan data setelah amandemen protokol.
Menurut Dr. Anna Dorothea Wagner, kombinasi kemoterapi plus trastuzumab memberikan manfaat pada tumor yang akan dioperasi, namun untuk regimen baru seperti FLOT, tidak ada keunggulan yang terbukti pasca amandemen protokol. Studi ini menekankan pentingnya pemilihan regimen kemoterapi yang tepat dan risiko toksisitas.
Kanker lambung dan esofagus (GEJ) dengan ekspresi HER2 tinggi memerlukan pengobatan yang efisien. Trastuzumab dan pertuzumab adalah terapi target yang diharapkan memberikan manfaat ketika digabungkan dengan kemoterapi. Namun, data dari penelitian INNOVATION menunjukkan bahwa tambahan obat ini berhubungan dengan peningkatan efek samping tanpa peningkatan signifikan dalam kelangsungan hidup pasien. Studi ini merangkum hasil dan mengamati keamanan serta efektivitas kombinasi terapi. Penelitian dilakukan pada pasien dengan kanker lambung dan GEJ, mengeksplorasi penggunaan berbagai rejimen kemoterapi dalam rangka meningkatkan respon tumor sebelum operasi.
Penelitian INNOVATION menunjukkan bahwa tambahan trastuzumab dan pertuzumab pada kemoterapi untuk pasien kanker lambung HER2-positif membawa peningkatan toksisitas tanpa advantage measurable dalam kelangsungan hidup pasca amandemen kemoterapi. Meskipun ada perbaikan numerik dalam mpRR dan PFS, regimen FLOT menjadi tantangan dengan tidak menunjukkan kelebihan dalam tujuan terapi. Para peneliti kini memfokuskan perhatian pada pemilihan regimen kemoterapi yang sesuai untuk meningkatkan hasil pengobatan kanker lambung.
Sumber Asli: www.oncnursingnews.com