Papua Nugini telah memulai kembali layanan radioterapi dan menambahkan brachytherapy, memberikan harapan baru bagi pasien kanker. Angau Memorial Hospital kini menawarkan perawatan yang lebih baik untuk kanker serviks, mendukung efek positif terhadap angka kesembuhan. Meskipun begitu, masih diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan diagnosis dini, terutama di daerah terpencil.
Papua Nugini telah memulai kembali layanan radioterapi setelah hampir satu dekade, dengan dukungan dari IAEA. Angau Memorial Hospital sekarang menawarkan prosedur brachytherapy, penting untuk pengobatan kanker serviks. ”Ini adalah kemajuan signifikan dalam kemampuan pengobatan kanker serviks,” ujar Athula Kumara, ahli fisika medis di rumah sakit tersebut. Meskipun terdapat lebih dari 12.000 kasus kanker baru per tahun di negara ini, fasilitas yang diperbarui kini diharapkan bermanfaat bagi banyak pasien yang membutuhkan perawatan.
Papua Nugini menghadapi tantangan besar dalam penanganan kanker, dengan lebih dari 7000 kematian setiap tahun akibat penyakit ini. Sebelum layanan radioterapi diperbarui, banyak pasien harus dirujuk ke luar negeri untuk pengobatan yang mahal. Pengenalan brachytherapy sebagai bagian dari perawatan kanker adalah langkah penting dalam meningkatkan hasil pengobatan bagi pasien, terutama untuk kanker serviks yang umum di kalangan wanita.
Dengan keberhasilan memulai kembali layanan radioterapi dan menambahkan brachytherapy, Papua Nugini meningkatkan akses ke pengobatan kanker bagi warganya. Namun, tantangan tetap ada, termasuk mendukung deteksi dini dan perawatan kanker di area terpencil. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga menyelamatkan banyak nyawa.
Sumber Asli: www.iaea.org