Pedoman Pertama untuk Pencegahan Kanker Anal pada Orang dengan HIV

Pedoman baru untuk pencegahan kanker anal pada orang dengan HIV dirilis berdasarkan hasil studi nasional. Skrining rutin dan pengobatan lesi prekursor penting untuk mengurangi risiko kanker ini, terutama pada pria dan transgender. Pengujian laboratorium dan pemeriksaan fisik ditetapkan sebagai bagian dari proses skrining.

Pedoman baru untuk skrining dan pengobatan lesi prekursor kanker anal pada orang dengan HIV telah dirilis oleh panel ahli. Pedoman ini diumumkan pada 9 Juli dan dihasilkan dari hasil penelitian nasional yang dipimpin oleh UCSF, berdasarkan studi yang menemukan bahwa skrining rutin dapat mengurangi risiko kanker anal. Studi ini didanai oleh National Cancer Institute (NCI) dan diterbitkan dalam New England Journal of Medicine.

HIV meningkatkan risiko kanker anal, khususnya pada pria yang berhubungan seksual dengan pria dan wanita transgender. Lesi prekursor bisa tidak bergejala dan sering keliru dianggap sebagai wasir. Mulai usia 35 tahun bagi pria dan wanita transgender, dan 45 tahun bagi yang lainnya, dianjurkan untuk menjalani skrining.

Skrining melibatkan pengujian laboratorium dari swab anal dan pemeriksaan digital untuk mendeteksi perubahan. Jika hasilnya positif, evaluasi berikutnya adalah high-resolution anoscopy (HRA) untuk menilai dan mengobati lesi yang ditemukan. Jika HRA tidak tersedia, pemeriksaan rektal tahunan tetap diperlukan.

Ahli seperti Dr. Joel M. Palefsky mendorong pasien HIV untuk mendiskusikan skrining ini dengan penyedia layanan kesehatan mereka. Palefsky berperan penting dalam mendirikan klinik pertama dunia yang fokus pada pencegahan kanker anal di UCSF. Pedoman tersebut dikembangkan oleh Panel DHHS tentang pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik pada orang dewasa dengan HIV.

Kanker anal jarang terjadi pada populasi umum, tetapi risikonya meningkat pada individu yang terinfeksi HIV. Penelitian menunjukkan bahwa infeksi HPV dapat memperburuk risiko pada pria yang berhubungan seksual dengan pria dan wanita transgender yang memiliki HIV, sehingga penting untuk melakukan skrining guna mendeteksi lesi prekursor sebelum berkembang menjadi kanker anal yang lebih serius.

Pedoman baru untuk skrining kanker anal pada orang dengan HIV bertujuan untuk mengurangi risiko kanker melalui pengenalan dan pengobatan lesi prekursor. Skrining ini diharapkan menjadi prosedur rutin dalam perawatan individu dengan HIV, menciptakan langkah positif dalam pencegahan kanker anal yang lebih luas.

Sumber Asli: www.ucsf.edu

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *