Azenosertib monoterapi menunjukkan respons positif pada pasien kanker ovarium platinum-resistan dengan Cyclin E1 positif. Ujicoba ZN-c3-001, MAMMOTH, dan DENALI memberikan tingkat respons yang mencolok dan tolerabilitas yang baik. Efek samping utama termasuk mual dan kelelahan, tetapi manfaat terapi menjanjikan untuk meningkatkan perawatan pada populasi yang sulit diobati.
Hasil terbaru dari uji klinis ZN-c3-001, MAMMOTH, dan DENALI menunjukkan respons yang berarti dari azenosertib monoterapi pada pasien dengan kanker ovarium yang resistan platinum dan positif Cyclin E1. Azenosertib diberikan dengan cara intermittent atau continuous, dengan tingkat respons keseluruhan masing-masing sebesar 20,7% dan 18,8%. Durasi respons median mencapai 5,1 bulan dan 7,1 bulan, dengan profil keamanan yang dapat diterima dengan efek samping umum seperti mual, kelelahan, dan diare.
Kanker ovarium platinum-resistan (PROC) adalah kondisi serius di mana pilihan terapi terbatas, terutama untuk pasien positif Cyclin E1. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi efektivitas azenosertib, yang merupakan inhibitor tirosin kinase, pada cohort ini. Menemukan tingkat respons yang memadai dapat memberikan harapan baru bagi pasien yang sulit diobati, dan memanfaatkan potensi komersial dari terapi yang aman dan efektif.
Azenosertib menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati kanker ovarium platinum-resistan, terutama pada pasien dengan status Cyclin E1 positif. Penelitian ini merangkum data dari beberapa trial yang mendukung penggunaan azenosertib sebagai pilihan terapi. Meskipun terdapat efek samping, manfaat terapi tetap menarik, memberikan harapan baru bagi pasien yang sebelumnya tidak menerima alternatif pengobatan yang memadai.
Sumber Asli: www.cancernetwork.com