Dr. Kathleen N. Moore membahas tentang hubungan antara biomarker dan efektivitas ADCs dalam kanker ovarium. Mirvetuximab berhubungan dengan kadar FRα. Beberapa target lain, termasuk TROP2 dan cadherin-6, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak data diperlukan untuk memahami respons terhadap pengobatan dalam konteks ini.
Dr. Kathleen N. Moore membahas hubungan antara ekspresi biomarker dan efektivitas antibody-drug conjugates (ADCs) dalam kanker ovarium. Kegiatan mirvetuximab soravtansine-gynx (Elahere) berkaitan dengan kadar folate receptor-alpha (FRα) di kanker ovarium. Meskipun menunjukkan aktivitas tertinggi pada pasien dengan ekspresi tinggi, obat ini juga efektif pada pasien dengan ekspresi sedang. Untuk target lain, seperti TROP2, hubungannya dengan tingkat ekspresi masih belum jelas. Data dari uji coba fase 2 (NCT04152499) di Kongres ESMO 2024 menunjukkan bahwa H score imunohistokimia bisa membantu membedakan responden dari non-responden untuk sacituzumab tirumotecan, meski datanya masih bersifat eksploratif dan jumlah pasien yang terbatas.
Mengenai target lainnya, hasil diharapkan dari ADC yang diarahkan pada cadherin-6 (CDH6), raludotatug deruxtecan, menunjukkan laju respon objektif 46% dan durasi respon median 11,2 bulan pada pasien dengan kanker ovarium lanjut yang sudah mendapat pengobatan sebelumnya. Merck juga mengumumkan uji coba fase 2/3 REJOICE-Ovarian01 yang mengevaluasi agen ini pada pasien dengan kanker ovarium resistan platinum. Untuk ADC yang diarahkan pada B7-H4, data yang tersedia terbatas dan belum dapat diambil kesimpulan. Begitu pula dengan ADC yang diarahkan pada Claudin 6 (CLDN6) menunjukkan aktivitas yang baik pada tumor positif CLDN6.
Moore menyimpulkan bahwa untuk FRα dan HER2, tingkat ekspresi berhubungan dengan respons, meskipun terdapat tantangan dalam penilaian akurat pada HER2. Lebih banyak data diperlukan untuk menentukan hubungan respons dengan tingkat ekspresi pada agen lain yang sedang diteliti.
Biomarker merupakan indikator biologis penting dalam pengobatan kanker, termasuk penggunaan ADCs. Dalam konteks kanker ovarium, pembahasan mengenai biomarker seperti FRα dan HER2 sangat relevan untuk mengukur efektivitas pengobatan. Penelitian yang diadakan juga menunjukkan pentingnya memahami hubungan antara ekspresi biomarker dan respon terhadap terapi, serta perlunya lebih banyak data untuk memahami mekanisme ini.
Dalam penelitian terkini, ekspresi biomarker seperti FRα terkait dengan respon terhadap mirvetuximab, sedangkan untuk adegan lain seperti TROP2 dan cadherin-6, data masih terbatas. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggali hubungan ini, khususnya untuk HER2 dan agen-agen lain dalam pengobatan kanker ovarium.
Sumber Asli: www.onclive.com