Manajemen rawat jalan untuk PE terkait kanker dapat dilakukan dengan aman berdasarkan studi terbaru. Tingkat mortalitas 30 hari adalah 1,74%, sedangkan perdarahan mayor 2,71% dan VTE 1,26%. Namun, perhatian terhadap pelaksanaan terapi antikoagulan yang tepat diperlukan untuk hasil yang optimal.
Manajemen pasien dengan emboli paru berhubungan kanker (PE) secara rawat jalan mungkin menjadi pendekatan yang aman dengan tingkat kejadian kembali tromboemboli vena (VTE), perdarahan mayor, dan mortalitas jangka pendek yang rendah. Hal ini berdasarkan temuan dari tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan di jurnal European Respiratory Journal.
Para peneliti menilai kelayakan dan keamanan jangka pendek dari manajemen pasien dengan PE terkait kanker sebagai rawat jalan.Selain mortalitas jangka pendek, kejadian VTE dan perdarahan mayor dalam 30 hari juga dievaluasi sebagai hasil sekunder.
Analisis ini mencakup 19 studi dengan 1.589 pasien yang dikelola sebagai rawat jalan, sebagian besar dilakukan di Eropa dan Amerika Utara. Temuan menunjukkan bahwa mortalitas 30 hari adalah 1,74%, dan angka perdarahan mayor serta VTE masing-masing sebesar 2,71% dan 1,26%.
Emboli paru adalah kondisi serius yang dapat terjadi pada pasien kanker. Terdapat banyak perhatian terhadap manajemen pasien ini secara rawat jalan, terutama berkaitan dengan keamanan dan risiko kejadian buruk. Penelitian ini berkaitan dengan bagaimana pasien dapat dikelola di luar rumah sakit tanpa meningkatkan risiko komplikasi fatal dalam jangka pendek. Manajemen rawat jalan bisa jadi pilihan yang lebih baik untuk pasien tertentu dengan PE berhubungan kanker, jika dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan semua faktor risiko yang relevan.
Kesimpulannya, manajemen pasien dengan emboli paru terkait kanker secara rawat jalan menunjukkan potensi sebagai strategi aman dengan tingkat mortalitas dan komplikasi yang rendah. Namun, keputusan untuk mengambil pendekatan ini harus mempertimbangkan karakteristik pasien, serta risiko trombotik dan perdarahan. Kualitas dan konsistensi dari terapi antikoagulan juga menjadi perhatian penting.
Sumber Asli: www.pulmonologyadvisor.com