DeepMerkel adalah alat AI inovatif yang meningkatkan prediksi pengobatan untuk karsinoma sel Merkel, kanker kulit agresif. Alat ini membantu dokter merencanakan perawatan personal melalui analisis data pasien. Meskipun kanker ini langka, dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah, DeepMerkel memberikan solusi yang berpotensi meningkatkan perawatan pasien.
Sebuah terobosan bagi perawatan kanker datang dari alat AI bernama DeepMerkel, yang dikembangkan oleh peneliti di Universitas Newcastle. DeepMerkel mampu memprediksi perjalanan dan keparahan kanker kulit agresif seperti karsinoma sel Merkel (MCC). Dengan menganalisis fitur spesifik pasien dan tumor, alat ini membantu dokter menyesuaikan perawatan, sehingga pasien mendapatkan pengobatan yang paling efektif.
Karsinoma sel Merkel adalah jenis kanker kulit yang langka dan sangat agresif, umumnya menyerang orang dewasa yang lebih tua dengan sistem kekebalan yang lemah. Kanker ini sering didiagnosis pada tahap lanjut dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Menurut studi yang dipublikasikan di European Journal of Cancer, tingkat survival lima tahun untuk MCC tahap lanjutan hanya berkisar antara 0 hingga 18%.
Dengan menggunakan data dari hampir 11.000 pasien, DeepMerkel dapat mengidentifikasi pasien berisiko tinggi lebih awal. Keterampilan AI ini memfasilitasi pengambilan keputusan bagi dokter dalam menentukan waktu pengobatan agresif. Menurut Dr. Aidan Rose, alat ini memberikan prediksi kelangsungan hidup yang sangat personal, membantu tim medis dalam merencanakan opsi perawatan terbaik.
Pengembangan DeepMerkel merupakan hasil kolaborasi antara kecerdasan buatan dan keahlian klinis. Di era di mana peningkatan pemahaman mengenai biologi MCC semakin maju, tantangan tetap ada karena tingkat kelangsungan hidup tetap rendah. Oleh karena itu, penggunaan AI diharapkan dapat meningkatkan perawatan dan hasil bagi pasien dengan jenis kanker ini.
DeepMerkel adalah alat AI yang menjanjikan dalam memprediksi keparahan karsinoma sel Merkel. Dengan pendekatan ini, diharapkan ada peningkatan dalam akurasi pengobatan dan hasil bagi pasien. Namun, meskipun teknologi berkembang, diagnosis definitif masih memerlukan validasi klinis secara menyeluruh untuk menjamin keakuratan.
Sumber Asli: www.theweek.in