Meningkatnya Kasus Kanker Prostat Lanjutan di California

Tingkat kanker prostat lanjutan di California meningkat setelah perubahan panduan skrining. Penelitian UCSF menunjukkan kenaikan 6,7% per tahun dari 2011 hingga 2021, dengan kematian akibat kanker prostat terhenti. Diperlukan skrining yang lebih baik untuk mendeteksi kanker serius tanpa menimbulkan alarm palsu.

Tingkat kanker prostat lanjutan di California mengalami peningkatan signifikan sejak panduan skrining diubah, menurut penelitian dari UC San Francisco. Penurunan rate kematian yang terjadi selama bertahun-tahun kini terhenti, dan mencerminkan kebutuhan mendesak akan skrining yang mampu mendeteksi tumor potensial berbahaya tanpa menghasilkan alarm palsu untuk yang tidak berbahaya.

Penelitian tersebut melibatkan hampir 388.000 pria dengan kanker prostat antara 2004 hingga 2021. Hasil menunjukkan bahwa kanker serius meningkat 6,7% setiap tahun dari 2011 hingga 2021, dengan meningkatnya insiden kanker prostat lanjutan di seluruh wilayah California. Ini menunjukkan tantangan dalam melakukan skrining yang efektif.

Kanker prostat adalah kanker paling umum dan penyebab kedua kematian akibat kanker di AS. Beberapa tumor agresif dapat berujung fatal, namun banyak yang bersifat rendah dan tidak menyebar. Skrining melalui tes PSA tidak membedakan antara tumor agresif dan non-agresif. Sejak tahun 2012, panduan skrining diubah untuk menghindari intervensi yang tidak perlu bagi pria yang tidak memiliki kanker serius. Pada tahun 2018, risiko manfaat skrining kembali direkomendasikan untuk pria usia 55 hingga 69 tahun. Penelitian ini menyoroti kecenderungan meningkatnya insiden kanker prostat lanjutan di berbagai wilayah California setelah perubahan panduan skrining.

Penelitian ini menegaskan pentingnya pemantauan tren kanker prostat, baik di California maupun secara nasional. Dengan meningkatnya angka insiden kanker prostat lanjutan, diperlukan perhatian lebih untuk menentukan cara terbaik dalam skrining yang memberikan diagnosis tepat waktu. Kesadaran akan kanker ini penting untuk menurunkan jumlah kasus kanker yang didiagnosis terlalu terlambat.

Sumber Asli: www.ucsf.edu

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *