Anggur Merah vs. Putih: Studi Baru Temukan Sedikit Perbedaan Risiko Kanker

Penelitian baru menunjukkan tidak ada perbedaan risiko kanker antara anggur merah dan putih. Namun, anggur putih terkait dengan peningkatan risiko kanker kulit dan kanker pada wanita. Hasil ini menantang anggapan bahwa anggur merah lebih sehat dan menekankan perlunya konsumsi alkohol yang moderat.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam risiko kanker antara konsumsi anggur merah dan putih. Namun, penelitian ini menemukan bahwa konsumsi anggur putih berhubungan dengan peningkatan risiko kanker yang lebih tinggi pada wanita dan risiko kanker kulit. Analisis luas yang dilakukan mencakup 42 studi observasional dari total 95,923 kasus kanker dengan populasi 2.8 juta peserta. Hasil menunjukkan bahwa anggur putih memiliki risiko kanker 12% lebih tinggi dibandingkan anggur merah. Lebih lanjut, anggur putih dikaitkan dengan peningkatan 22% risiko kanker kulit, sementara anggur merah tidak menunjukkan risiko yang signifikan. Penelitian ini menekankan bahwa baik anggur merah maupun putih tidak memberikan perlindungan terhadap kanker dan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas untuk mengurangi risiko kanker.

Konsumsi alkohol secara umum telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, termasuk kanker rongga mulut, hati, dan payudara. Meskipun anggur merah sering dianggap lebih sehat karena kandungan antioksidannya, terutama resveratrol, efektivitasnya dalam pencegahan kanker masih diperdebatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi lebih lanjut hubungan antara jenis anggur dan risiko kanker berdasarkan studi observasional yang ada. Over 4% kasus kanker global pada tahun 2020 disebabkan oleh konsumsi alkohol, yang dianggap sebagai karsinogen grup 1 oleh IARC.

Kesimpulan dari meta-analisis ini menunjukkan bahwa anggur putih mungkin berisiko lebih besar bagi wanita dan kanker kulit dibandingkan anggur merah. Hasil ini merebut pandangan umum bahwa anggur merah lebih sehat terkait risiko kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme biologi dari hasil ini dan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya moderasi dalam konsumsi alkohol untuk mengurangi risiko kanker.

Sumber Asli: www.news-medical.net

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *