Kanker menyebar di India sebagai penyebab kematian utama kedua. Perawatan kanker terhambat oleh kurangnya kesadaran, akses terbatas, dan biaya tinggi. Angka pasien baru terus meningkat, dan tantangan seperti kekurangan staf dan peralatan menambah kesulitan dalam pengobatan.
Kanker merupakan penyebab kematian utama kedua di India, setelah penyakit kardiovaskular. Meski jumlah kasus semakin meningkat, perawatan kanker di negara bagian masih menghadapi tantangan berat, seperti kurangnya kesadaran masyarakat, diagnosis pada stadium lanjut, akses terbatas ke layanan kesehatan berkualitas, dan tinggi biaya pengobatan. Pemerintah daerah terus berupaya, namun hambatan ini tetap ada, mengurangi efektivitas penanganan pasien di rumah sakit.
Di State Cancer Institute di Government Medical College, Amritsar, tercatat 1.938 pasien baru tahun lalu, meningkat dari 1.753 pasien pada tahun 2023. Ini menunjukkan tren meningkatnya kasus kanker, dengan angka tertinggi pada tahun 2022 mencapai 2.196. Permintaan untuk perawatan kanker terus meningkat dalam lima tahun terakhir, menunjukkan urgensi masalah ini bagi masyarakat.
Tipe kanker yang paling umum pada wanita adalah kanker payudara dan serviks, sedangkan pada pria adalah kanker kepala dan leher, paru-paru, esofagus, dan lambung. Dr Rajiv Devgan, Prinsipal Government Medical College, melaporkan rumah sakit tersebut menerima 130-150 pasien kanker baru setiap bulan, banyak dari mereka yang datang dari distrik tetangga.
Sebagian besar pasien dirawat melalui program pemerintah seperti kartu Ayushman Bharat dan Dana Bantuan Kanker Chief Minister, yang menyediakan perawatan kanker gratis. Namun, tantangan tetap ada akibat kurangnya deteksi dini, biaya pengobatan yang tinggi, dan keterbatasan sumber daya di fasilitas kesehatan pemerintah.
Kurangnya kesadaran dan diagnosis terlambat adalah penghalang utama dalam penanganan kanker yang efektif. Banyak pasien terpaksa beralih ke rumah sakit swasta karena biaya pengobatan yang mahal. Selain itu, banyak rumah sakit pemerintah, terutama di daerah pedesaan, kekurangan alat deteksi dini yang memadai, memperburuk kemungkinan kelangsungan hidup pasien.
Kekurangan tenaga medis khusus juga menjadi masalah serius. Unit Kanker Negara membutuhkan sekurangnya empat ahli bedah onkologi, sementara saat ini hanya tersedia dua. Selain itu, kekurangan ahli medis dan nuklir onkologi membuat situasi semakin sulit.
Meskipun ada program asuransi pemerintah yang menawarkan bantuan, biaya perawatan kanker tetap tinggi, terutama di rumah sakit swasta. Dr Bikramjit Singh mencatat bahwa faktor gaya hidup seperti pola hidup tidak aktif, penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat, polusi udara, dan penggunaan pestisida berlebihan berkontribusi pada meningkatnya angka kanker di wilayah tersebut.
Kanker adalah penyebab kematian kedua tertinggi di India dan terus meningkat. Penyebabnya termasuk kurangnya kesadaran dan fasilitas yang memadai untuk diagnosis dan pengobatan. Program pemerintah yang ada belum cukup menjangkau kebutuhan masyarakat akan perawatan kanker, terutama di daerah terpencil.
Meskipun ada upaya dari pemerintah untuk memberikan perawatan kanker gratis, tantangan besar tetap ada, termasuk kurangnya kesadaran, diagnosis terlambat, kekurangan tenaga dokter, dan biaya pengobatan yang tinggi. Pendekatan terpadu diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap perawatan sejak dini.
Sumber Asli: www.tribuneindia.com