Pertimbangan Tes PSA Untuk Kanker Prostat

Surat ini membahas pengalaman penulis dalam mendapatkan tes PSA meskipun dokter meragukannya. Dia akhirnya didiagnosis dengan kanker prostat, yang diobati dengan sukses menggunakan brachytherapy. Selain itu, penulis mencatat bahwa dokter lain memandang tes tersebut dapat menimbulkan stres dan kecemasan.

Saya membaca surat dari Reginald Hall, seorang urologis pensiunan, yang mengingatkan agar pria berpikir matang-matang sebelum meminta tes PSA. Pada tahun 2012, saya meminta tes PSA kepada dokter saya, tetapi dia menolak karena hasilnya tidak dapat dipercaya dan sering memberikan positif palsu. Namun, saya tetap pada pendirian saya dan akhirnya mendapatkan tes tersebut, yang ternyata positif.

Setelah menjalani pemindaian dan biopsi, diagnosis kanker prostat dikonfirmasi. Saya diberi beberapa pilihan pengobatan dan memilih brachytherapy yang terbukti berhasil. 12 tahun kemudian, saya merasa baik-baik saja. Saya sangat bersyukur dengan layanan kesehatan yang luar biasa dari NHS.

Mengenai tes PSA, dokter saya sering menyebutnya sebagai “Memicu Stres dan Kecemasan.” Saya rasa hal itu benar adanya.

Jadi, keputusan untuk melakukan tes PSA perlu dipertimbangkan secara matang, terutama bagi individu berisiko.

Prostat kanker merupakan salah satu jenis kanker yang umum di kalangan pria, dan tes PSA (Prostate-Specific Antigen) digunakan untuk mendeteksinya. Namun, kontroversi ada seputar keandalan tes ini, dengan beberapa ahli menyatakan bahwa hasilnya sering kali mengarah pada positif palsu dan dapat menyebabkan kecemasan yang tidak perlu. Ini menjadikan pertimbangan untuk melakukan tes menjadi krusial, terutama bagi mereka dengan sejarah keluarga kanker prostat.

Konklusi dari surat ini menyoroti pentingnya refleksi sebelum melakukan tes PSA. Meskipun bisa mendeteksi kanker, hasil positif palsu dapat menambah kecemasan. Kasus pribadi mengenai keberhasilan pengobatan kanker prostat setelah tes PSA menunjukkan manfaat potensial, namun juga menekankan perlunya pendekatan hati-hati dalam pengambilan keputusan medis ini.

Sumber Asli: www.theguardian.com

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *