Kaitan Genetik Sensitivitas terhadap Stres dengan Risiko Kanker Paru-paru

Penelitian mengungkapkan bahwa sensitivitas genetik terhadap stres meningkatkan risiko kanker paru-paru, dengan peningkatan risiko 49% pada keturunan Eropa dan 45% di kelompok yang lebih luas. Metode yang digunakan meliputi analisis genetik dari lebih dari 350.000 individu dan 61.000 kasus kanker. Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya lebih banyak penelitian untuk memahami dampak stres pada kesehatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sensitivitas genetik terhadap stres berhubungan dengan risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi, yaitu 49% pada orang keturunan Eropa, dan 45% pada kelompok yang lebih luas. Penelitian ini mengungkapkan bahwa individu yang lebih sensitif terhadap stres secara genetik menghadapi risiko lebih tinggi mengalami kanker paru-paru. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data lebih dari 350.000 individu di UK Biobank dan 61.000 kasus kanker paru-paru menggunakan metode randomisasi Mendelian.

Kanker paru-paru menjadi perhatian utama karena berhubungan dengan banyak faktor, termasuk stres. Sensitivitas terhadap stres adalah karakteristik kepribadian yang sering terjadi dalam keluarga. Stres berakibat pada pelepasan hormon yang dapat mempengaruhi kesehatan metabolisme dan imun. Penelitian ini menyelidiki efek stres terhadap jenis kanker paru-paru, termasuk sel paru kecil dan adenokarsinoma, dengan meneliti data genetik dan risiko penyakit.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sensitivitas genetik terhadap stres berpotensi meningkatkan risiko kanker paru-paru, serta mempertegas perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara stres psikososial dan risiko kanker di berbagai populasi. Penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya mengenali individu yang berisiko tinggi dan menyediakan langkah-langkah pencegahan.

Sumber Asli: www.managedhealthcareexecutive.com

About Malik Johnson

Malik Johnson is a distinguished reporter with a flair for crafting compelling narratives in both print and digital media. With a background in sociology, he has spent over a decade covering issues of social justice and community activism. His work has not only informed but has also inspired grassroots movements across the country. Malik's engaging storytelling style resonates with audiences, making him a sought-after speaker at journalism conferences.

View all posts by Malik Johnson →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *