Penelitian baru dari Rice dan Baylor mengembangkan pengobatan inovatif untuk mesothelioma yang efektif dalam waktu kurang dari 6 hari. Menggunakan bead yang memproduksi interleukin-2 (IL-2) dekat tumor bersamaan dengan penghambat PD-1, pengobatan ini berpotensi meningkatkan respons imun. Hasil menunjukkan efektivitas tinggi, dengan tumor sepenuhnya lenyap dalam beberapa uji pada tikus. Uji klinis berikutnya dijadwalkan untuk mulai pada akhir 2023.
Penelitian terbaru dari Universitas Rice dan Baylor College of Medicine telah mengembangkan metode baru untuk mengobati mesothelioma stadium lanjut pada tikus dalam waktu kurang dari seminggu. Pengobatan ini menggabungkan implan “pabrik sitokin” yang memproduksi interleukin-2 (IL-2) dengan obat penghambat checkpoint, menunjukkan potensi signifikan dalam uji pra-klinis. Beads mikroskopis yang disisipkan dekat tumor mengeluarkan dosis tinggi IL-2 agar sistem imun dapat menyerang kanker lebih efektif.
Penggunaan bead-alginat berukuran kecil, hanya 1,5 mm, dipasang melalui operasi minimal invasif di dekat tumor, memastikan pasokan IL-2 yang konstan. Pendekatan ini memaksimalkan respons imun dan meminimalkan efek samping yang umum terjadi pada terapi kanker tradisional. Penelitian yang dipublikasikan di Clinical Cancer Research menegaskan keberhasilan teknologi ini.
Dr. Bryan Burt dari Baylor menyatakan bahwa mesothelioma, kanker agresif pada lapisan paru-paru, sulit diobati dan sering meninggalkan penyakit sisa pasca-operasi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bead IL-2 dapat menghilangkan tumor ovarium dan kolorektal pada tikus dalam waktu kurang dari seminggu. Penelitian ini bertujuan menerapkan sistem yang sama untuk mesothelioma.
Hasil studi menunjukkan bahwa implan bersama obat penghambat checkpoint PD-1 menghilangkan tumor sepenuhnya pada semua tujuh tikus yang diuji. Hasil ini menunjukkan potensi sinergis antara implan IL-2 dan penghunat PD-1, di mana bisa membentuk ‘sel T memori’ untuk merespons jika kanker kembali. Dr. Burt menekankan bahwa respons yang sangat efektif ini belum pernah terlihat sebelumnya pada model mesothelioma tikus.
Veiseh menyebutkan bahwa Avenge Bio, spinout dari penelitiannya, telah mendapatkan izin FDA untuk mengobati pasien kanker ovarium dengan teknologi ini, sementara uji klinis kedua bagi pasien mesothelioma akan dimulai pada paruh kedua 2023. Selain itu, penelitian mengenai potensi implan sitokin untuk penyembuhan cedera jantung juga telah dimulai, menunjukkan kemampuan teknologi ini di berbagai bidang kesehatan.
Kanker mesothelioma adalah kanker agresif yang terjadi pada jaringan yang melapisi paru-paru dan organ internal lainnya, seringkali disebabkan oleh paparan asbes. Pengobatan tradisional memiliki keterbatasan, dan penelitian baru menunjukkan pendekatan inovatif yang menggabungkan teknologi produksi sitokin dengan pengobatan imunoterapi untuk hasil yang lebih baik dalam destruksi tumor. Penelitian ini mendasarkan pada kerja sama antara universitas, menggunakan teknologi yang telah melalui proses persetujuan FDA.
Penemuan ini menunjukkan harapan baru dalam pengobatan kanker mesothelioma dan kemungkinan aplikasinya untuk jenis kanker lainnya. Hasil pra-klinis ini menjanjikan efisiensi dalam pengobatan, mengatasi tantangan yang selama ini dihadapi di area ini. Kombinasi teknologi baru ini diharapkan mampu memperbaiki respon imun tubuh dalam melawan kanker dan membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut.
Sumber Asli: www.thebrighterside.news