Penelitian dari St. Jude dan tim kolaborasi mengidentifikasi subtipe berisiko tinggi dari gamma delta T-cell acute lymphoblastic leukemia (γδ T-ALL). Temuan ini menunjukkan kerentanan genom yang dapat menjadi target obat yang ada. Penelitian ini menciptakan dasar penting untuk pengobatan leukemia anak yang lebih efektif.
Penelitian dari St. Jude Children’s Research Hospital dan tim kolaborasi internasional lebih dari 50 peneliti telah mengidentifikasi subtipe berisiko tinggi dari leukemia anak, yaitu gamma delta T-cell acute lymphoblastic leukemia (γδ T-ALL). Penemuan ini mengungkapkan kerentanan genom yang dapat ditarget oleh kelas obat yang ada. Studi ini dipublikasikan di Cancer Discovery, jurnal dari American Association for Cancer Research.
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) menyumbang sekitar 30% dari semua kanker anak. T-cell acute lymphoblastic leukemia (T-ALL) adalah 15% dari ALL anak, dan sekitar 10-15% dari T-ALL mengekspresikan reseptor gamma delta T-cell. Peneliti sebelumnya mencatat hasil klinis yang buruk di antara pasien γδ T-ALL, tetapi kelangkaan penyakit ini menyulitkan studi lebih lanjut.
“Ini adalah contoh besar dari pertanyaan klinis yang perlu dijawab melalui kolaborasi,” ujar Dr. Hiroto Inaba. Tim peneliti mengidentifikasi 200 anak dengan γδ T-ALL, menjadikannya kelompok terbesar yang pernah dilaporkan, dan mengeksplorasi lanskap genomik penyakit ini.
Usia dan mutasi genetik telah teridentifikasi sebagai faktor pembedanya. Peneliti mencatat bahwa γδ T-ALL yang muncul pada anak di bawah tiga tahun menunjukkan hasil yang lebih buruk. Kasus dengan hasil terburuk juga memiliki tingkat tinggi perubahan genetik yang mengaktifkan LMO2 dan menonaktifkan STAG2.
“Alterasi pada modul STAG2/LMO2 memberikan wawasan tentang konsekuensi biologis dari perubahan ini dalam kanker langka ini,” jelas Dr. Charles Mullighan. Peneliti menunjukkan bahwa inaktivasi STAG2 menganggu ekspresi gen yang terkait dengan diferensiasi sel T, membuatnya penting untuk memahami substrat genetik ini dalam memilih pengobatan.
Penelitian juga menunjukan potensial terapi menggunakan PARP inhibitors, yang dapat mengatasi kekurangan jalur perbaikan DNA kanker. Peneliti menemukan bahwa PARP inhibitors menjanjikan untuk terapi γδ T-ALL, sebuah langkah penting mengingat hasil klinis yang buruk sebelumnya.
“Identifikasi terapi targeted untuk pasien dengan γδ T-ALL sangat menggembirakan,” ungkap Dr. Inaba. Langkah ini mengharuskan penyesuaian pengobatan yang sesuai berdasarkan subtipe leukemia.
Penelitian ini berfokus pada gammar delta T-cell acute lymphoblastic leukemia (γδ T-ALL), suatu jenis leukemia langka pada anak-anak. Pengetahuan tentang karakteristik molekuler kanker sangat penting untuk menemukan strategi pengobatan yang baru dan lebih baik. St. Jude Children’s Research Hospital berkolaborasi dengan banyak tim untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari studi-studi klinis yang berbeda serta mengidentifikasi pola genetik yang berhubungan dengan hasil yang buruk pada pasien.
Studi ini berhasil mengidentifikasi subtipes berisiko tinggi pada γδ T-ALL dan menyoroti potensi terapi dengan PARP inhibitors. Temuan ini menekankan pentingnya mengenali subtipe ini pada pasien agar pengobatan dapat disesuaikan, dengan tujuan untuk memperbaiki hasil pengobatan kanker anak. Peneliti akan terus mencari pemahaman lebih lanjut untuk meningkatkan terapi di masa depan.
Sumber Asli: www.stjude.org