Penelitian dari Johns Hopkins mengungkapkan bahwa tumor otak agresif glioblastoma berinteraksi erat dengan sel kekebalan MDSC, meningkatkan agresivitas tumor. Sel-sel ini saling mendukung melalui sinyal kimia, menjanjikan potensi baru dalam pengobatan kanker otak yang lebih efektif. Hubungan antara kelangsungan hidup pasien dan jumlah MDSC dan sel batang tumor juga ditemukan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tumor otak agresif yang sulit diobati memiliki populasi sel imun tertentu yang mendukung pertumbuhannya. Tim peneliti dari Johns Hopkins Kimmel Cancer Center menemukan bahwa sel-sel kekebalan yang disebut myeloid-derived suppressor cells (MDSC) berada di lokasi yang sama dengan sel batang tumor glioblastoma, saling memfasilitasi pertumbuhan tumor. Sel batang tumor, meskipun hanya berkontribusi 5-10% dari keseluruhan tumor, sangat penting dalam menentukan agresivitas tumor.
Dengan menggunakan teknik yang disebut seqencing RNA sel tunggal, peneliti menganalisis 33 jenis tumor otak. Mereka menemukan dua populasi MDSC dalam glioblastoma IDH-WT dan melihat pola ekspresi gen dari lebih dari 750.000 sel imun, menemukan adanya interaksi erat antara MDSC dan sel batang tumor. Kemudian, MDSC dikenal memproduksi faktor pertumbuhan yang menguntungkan sel tumor, dan sebaliknya, sel batang tumor menghasilkan sinyal kimia yang menarik MDSC.
Senyawa IL-6 dan IL-8 ditemukan sebagai molekul kunci yang diproduksi sel batang tumor untuk menarik MDSC, dengan IL-8 berfungsi sebagai atraktan utama. Di sisi lain, MDSC memproduksi fibroblast growth factor 11 (FGF11) untuk mendukung pertumbuhan sel batang tumor, sebuah temuan baru dalam konteks kanker otak. Penelitian juga menunjukkan bahwa tumor dengan mutasi IDH1 yang kurang agresif memiliki MDSC yang jauh lebih sedikit.
Analisis data dari National Cancer Institute menunjukkan hubungan kuat antara infiltrasi MDSC dan kelangsungan hidup pasien kanker otak, di mana semakin sedikit sel batang kanker dan MDSC dalam tumor, semakin baik prognosis pasien. Penelitian ini membuka potensi target baru dalam pengobatan tumor otak agresif, termasuk antibodi bispesifik yang telah dikembangkan untuk menghambat sinyal IL-6 dan IL-8.
Tumor glioblastoma adalah tumor otak yang paling agresif dan seringkali tahan terhadap pengobatan, dikenal sebagai keganasan grade 4. Penelitian terbaru mengidentifikasi bahwa interaksi antara sel batang tumor dan sel-sel kekebalan dapat memperburuk kondisi ini. Memahami cara kerja sel-sel ini dapat menawarkan wawasan baru untuk pengobatan dan terapi yang lebih efektif.
Penelitian ini menemukan bahwa interaksi antara sel batang tumor glioblastoma dan MDSC sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tumor agresif. Mengidentifikasi sifat-sifat spesifik dari interaksi ini berpotensi mengarah pada pengembangan terapi baru yang lebih efektif yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup pasien. Terobosan dalam pengobatan ini berfokus pada penghambatan sinyal IL-6 dan IL-8 untuk mengurangi pertumbuhan tumor.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com