Misinformasi Kanker: Memahami Fakta dan Mitos

Misinformasi tentang kanker menyebar melalui media sosial dan interaksi, mengandung klaim tidak berdasar tentang pengobatan. Misinformasi ini dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental pasien, meningkatkan risiko kematian. Koreksi terhadap informasi yang salah dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Pasien harus mencari sumber informasi yang terpercaya dan mendiskusikannya dengan penyedia layanan kesehatan.

Misinformasi tentang kanker menyebar dengan cepat melalui media sosial, pesan pribadi, dan interaksi bahasa lisan. Klaim yang salah ini sering kali tidak didukung oleh konsensus ilmiah saat ini, termasuk pernyataan yang mengecilkan atau menyesatkan tentang perawatan dan penyembuhan kanker. Postingan yang terkait dengan pengobatan kanker lebih sering mengandung informasi salah, yaitu antara 30% hingga 80% dari total pos.

Misinformasi ini tidak hanya merugikan kesehatan fisik pasien, tetapi juga kesehatan psikologis mereka, meningkatkan stres, keraguan diri, dan perasaan menyesal. Ketika pasien mencari pengobatan tidak terbukti melalui media sosial dan meninggalkan perawatan yang berbasis bukti, mereka mungkin menggandakan risiko kematian. Klarifikasi informasi yang salah diperkirakan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup hingga lebih dari lima kali lipat untuk beberapa jenis kanker.

Pasien sering rentan terhadap informasi salah saat mereka berada dalam keadaan stres maupun saat kanker mereka kembali berkembang atau tidak merespons pengobatan yang direkomendasikan. Sejumlah mitos beredar, misalnya, semua pasien kanker akhirnya akan kambuh dan meninggal, yang terbukti salah, karena tingkat kelangsungan hidup semakin meningkat sejak tahun 1990-an, mencapai lebih dari 90% untuk beberapa jenis kanker.

Penegasan bahwa sikap tidak mempengaruhi risiko kanker juga benar. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perasaan positif atau negatif tidak berdampak pada pengembangan atau kelangsungan hidup kanker. Beberapa klaim terapi alternatif seperti kunyit atau cuka sari apel sebagai obat kanker juga tidak berdasar. Selain itu, prosedur seperti biopsi sangat jarang menyebabkan penyebaran kanker, dan penggunaan ponsel serta saluran listrik tidak berhubungan dengan kanker.

Untuk mengatasi informasi yang salah, penting untuk mencari sumber yang terpercaya, seperti lembaga kesehatan atau pendidikan yang valid, dan untuk tidak mempercayai informasi yang hanya bersifat subjektif atau emosional. Diskusikan semua informasi yang ditemukan di internet dengan penyedia layanan kesehatan sebelum membuat perubahan pada pengobatan yang sedang dilakukan.

Misinformasi tentang kanker merupakan masalah serius yang dapat mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental pasien. Untuk memerangi ketidakpastian ini, penting bagi pasien untuk mengandalkan sumber informasi yang terpercaya dan mendiskusikannya dengan profesional kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan yang lebih baik dapat meningkatkan hasil dan kelangsungan hidup pasien kanker.

Sumber Asli: studyfinds.org

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *