Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian dan kematian kanker di Appalachia tetap tinggi meskipun ada kemajuan dalam skrining. Area Tengah di Appalachia memiliki angka tertinggi. Meskipun ada penurunan secara keseluruhan, penurunan ini lebih lambat dibandingkan wilayah lain di AS, menunjukkan perlunya upaya kesehatan yang lebih baik.
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa meskipun lebih sedikit pasien yang didiagnosis dan meninggal dunia akibat kanker di kawasan Appalachia, angka kejadian dan kematian karena kanker tetap jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Amerika Serikat. Penelitian ini, yang dipublikasikan oleh Burus et al, memberikan data kanker terkini dari wilayah Appalachia, termasuk analisis mendalam berdasarkan kabupaten.
Wilayah Appalachia mencakup 423 kabupaten di 13 negara bagian dari Mississippi hingga New York selatan, dengan populasi lebih dari 26 juta jiwa. Wilayah ini mengalami disparitas signifikan dalam angka kanker, namun penelitian sebelumnya jarang mengulas data tingkat kabupaten. Menurut Todd Burus, peneliti utama, memahami perbedaan regional dalam Appalachia penting untuk meningkatkan strategi skrining dan pengobatan kanker.
Para peneliti menggunakan data dari Census Bureau AS dan Basis Data Statistik Kanker AS untuk meneliti angka kejadian dan kematian kanker dari 2017 hingga 2021 dan tren kanker keseluruhan dari 2004 hingga 2021. Dari 2017 hingga 2021, penduduk Appalachia 5,6% lebih mungkin didiagnosis dengan kanker dan 12,8% lebih mungkin meninggal akibat kanker dibandingkan dengan mereka yang tinggal di luar Appalachia.
Daerah Tengah di Appalachia, yang meliputi sebagian besar Kentucky Timur, Virginia, Tennessee, dan West Virginia, memiliki angka kejadian dan kematian kanker tertinggi, menunjukkan perlunya peningkatan penelitian dan outreach di area ini. Dari 2004 hingga 2021, insiden kanker hati dan saluran empedu meningkat 3,77% per tahun di Appalachia, dua kali lipat dibandingkan daerah lain.
Meskipun angka kejadian dan kematian kanker secara keseluruhan menunjukkan penurunan di Appalachia, penurunan ini masih lebih lambat daripada di daerah lain di AS. Penurunan kesehatan ini mungkin dipengaruhi oleh akses terbatas terhadap perawatan kesehatan, risiko dari industri berbahaya, serta tingkat kemiskinan yang lebih tinggi di wilayah tersebut. Faktor lain seperti obesitas dan status merokok juga berkontribusi pada ketimpangan.
Dr. B. Mark Evers, peneliti senior, menekankan pentingnya memahami variasi dalam perawatan kanker di Appalachia berdasarkan data di tingkat kabupaten. Inisiatif kesehatan masyarakat baru-baru ini telah meningkatkan angka skrining kanker paru-paru di Kentucky, yang berkontribusi pada penurunan 2,5% dalam angka kematian akibat kanker paru-paru di Appalachia.
“Ada alasan untuk berharap dan peluang untuk meningkatkan akses perawatan preventif di populasi berisiko di seluruh Appalachia,” ujar Dr. Evers. Penelitian ini menunjukkan bahwa kampanye kesehatan masyarakat yang ditargetkan dapat berpengaruh positif terhadap populasi yang berisiko.
Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan keseluruhan dalam angka kejadian dan kematian kanker di Appalachia, disparitas tetap tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Upaya untuk memahami ketimpangan ini dan memfokuskan strategi kesehatan masyarakat dapat membantu meningkatkan akses dan kualitas perawatan kanker di wilayah tersebut.
Sumber Asli: ascopost.com
