AI dan Penelitian Kanker di Cambridge: Terobosan untuk Pengobatan yang Lebih Baik

Penelitian di Universitas Cambridge mengembangkan teknologi AI untuk mengatasi kanker, termasuk alat prediksi respons kemoterapi (IRON), deteksi kanker ginjal lebih awal, dan pemetaan organ untuk radioterapi. Alat ini meningkatkan kecepatan diagnosis dan treatment customization, yang sangat penting untuk pengobatan kanker yang lebih efisien.

Peneliti di Cambridge telah mengembangkan alat canggih bernama IRON untuk membantu menentukan respons pasien terhadap kemoterapi sebelum pengobatan dimulai, khususnya untuk kanker ovarium. Alat ini menganalisis data besar dari CT scan, hasil tes darah, dan catatan kesehatan elektronik untuk memprediksi efektivitas pengobatan. Hal ini memungkinkan pergeseran lebih cepat ke terapi alternatif jika kemoterapi tidak efektif, membantu mempercepat pengobatan dan meningkatkan hasil pasien.

IRON berfungsi dengan mengintegrasikan data klinis dan karakteristik pasien, menggunakan augmented radiomics untuk mendeteksi pola dalam gambar CT yang tidak terlihat oleh mata manusia. Dengan alat ini, dokter dapat lebih cepat menentukan pasien mana yang akan memiliki respons positif terhadap kemoterapi, sehingga mempercepat keputusan pengobatan. Dr. Mireia Crispin-Ortuzar menekankan bahwa alat ini akan merevolusi cara kita mendekati pengobatan kanker.

Selain IRON, penelitian lain di Cambridge juga telah mengembangkan model AI untuk mendeteksi kanker ginjal lebih awal melalui pemindaian CT. Penelitian ini membuktikan bahwa model AI dapat mencapai akurasi setara dengan radiolog untuk mendeteksi kanker ginjal, berpotensi meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dengan diagnosis dini. Bill McGough menegaskan bahwa ini dapat membuka jalan untuk program skrining yang lebih luas di populasi berisiko.

Di sisi lain, OSAIRIS, alat imaging AI yang dikembangkan oleh NHS dan Universitas Cambridge, dapat mengurangi waktu tunggu radioterapi untuk pasien dengan tumor ganas. Alat ini mempercepat proses pemetaan organ sehat pada scan, yang mengurangi waktu yang diperlukan dokter agar pengobatan dapat dimulai lebih awal. Dr. Raj Jena menyatakan bahwa waktu awal pengobatan berhubungan langsung dengan angka kesembuhan pasien.

Peneliti di Cambridge juga menggunakan AI untuk menangani kanker seperti paru-paru dan pankreas dengan mengidentifikasi pola dalam DNA yang rusak. Florian Markowetz menjelaskan bahwa AI mampu menyusun urutan DNA yang teracak, menemukan biomarker yang dapat menjadi target pengobatan, dan membantu merumuskan pendekatan pengobatan yang lebih efektif. Dengan penelitian ini, peluang untuk terapi yang lebih tepat sasaran semakin terbuka.

Penelitian di Universitas Cambridge menunjukkan kemajuan signifikan dalam penggunaan teknologi AI dalam pengobatan kanker, dengan alat seperti IRON, OSAIRIS, dan prediksi genomik mampu mempercepat diagnosis dan pengobatan pasien. Inovasi ini memungkinkan dokter untuk memberikan terapi yang lebih disesuaikan dan awal untuk pasien dengan kanker, meningkatkan peluang kelangsungan hidup dan outcome positif.

Sumber Asli: www.cam.ac.uk

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *