Penelitian di Swedia menunjukkan bahwa aspirin dan NSAID dapat menurunkan risiko kanker dan mortalitas pada pasien dengan penyakit hati kronis. Lebih dari 21 ribu pasien dianalisis, dengan hasil menunjukkan hubungan signifikan antara penggunaan obat ini dan penurunan insidensi kanker serta kematian. Temuan ini memberikan panduan untuk penelitian masa depan dalam pengobatan penyakit hati.
Penggunaan aspirin dan NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) terbukti terkait dengan pengurangan risiko kanker dan mortalitas keseluruhan pada pasien dengan penyakit hati kronis. Penelitian berbasis populasi di Swedia menunjukkan penurunan signifikan dalam insidensi kanker dan kematian pada pasien yang menggunakan obat-obatan ini, bahkan setelah memperhitungkan komorbiditas dan tingkat keparahan penyakit hati.
“Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan aspirin dan NSAID dapat menurunkan risiko kanker pada pasien dengan penyakit hati,” kata Knut Stokkeland dari Karolinska Institutet, Swedia. Lebih dari 100 juta orang di AS terdiagnosis penyakit hati, yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
Studi ini melibatkan 21.439 pasien dengan penyakit hati kronis antara Juli 2005 dan Desember 2020. Selama 147.065,3 tahun pasien, 10.279 pasien meninggal, dengan sebagian besar kematian terjadi pada pasien dengan penyakit hati terkait alkohol. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aspirin dan NSAID terkait dengan risiko kematian yang lebih rendah.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan aspirin (cHR 0,92) dan NSAID (cHR 0,64) mengurangi risiko kematian dan insidensi kanker. Analisis teradjust juga menggambarkan pengurangan risiko kanker hati pada pengguna aspirin (aHR 0,48) dan NSAID (aHR 0,71). Penemuan ini mendorong desain studi klinis lebih lanjut mengenai efek penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hati.
Penggunaan aspirin dan NSAID dapat menjadi strategi penting untuk mengurangi risiko kanker dan kematian pada pasien dengan penyakit hati kronis. Meskipun hasilnya menjanjikan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya mekanisme dan dosis yang aman. Hasil ini dapat berpotensi mengubah cara pendekatan terapeutik terhadap pasien dengan penyakit hati.
Sumber Asli: www.hcplive.com