Penelitian menunjukkan bahwa paparan PFAS dapat mengubah ekspresi gen dan meningkatkan risiko kanker, terutama di kalangan pemadam kebakaran dan anak-anak. Paparan ini terkait dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker dan gangguan perkembangan. Peneliti terus menyelidiki efek jangka panjang dari PFAS, mendorong perlunya regulasi yang lebih ketat.
Para ilmuwan sedang menemukan bagaimana PFAS, bahan kimia yang ditemukan dalam produk sehari-hari, dapat mengubah ekspresi gen dan meningkatkan risiko kanker, terutama pada pemadam kebakaran dan anak-anak yang terpapar sejak lahir. Peneliti dari Universitas Michigan, Jackie Goodrich, mempelajari pengaruh PFAS terhadap sel dan kemungkinan pemicu perubahan berbahaya dalam ekspresi gen. Paparan PFAS yang lebih tinggi dihadapi pemadam kebakaran melalui pakaian pelindung dan busa pemadam kebakaran, dengan riset yang mengaitkan bahan kimia ini kepada kanker dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, paparan prenatal terhadap PFAS dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan bayi baru lahir, dengan studi yang sedang berlangsung untuk menyelidiki efek jangka panjangnya.
Studi telah mengaitkan paparan PFAS dengan berbagai masalah, termasuk beberapa jenis kanker, penekanan sistem kekebalan, disfungsi tiroid, dan keterlambatan perkembangan pada anak-anak. Para ilmuwan terus berusaha memahami efek biologis penuh dari bahan kimia ini, yang dapat bertahan dalam tubuh manusia selama bertahun-tahun dan mungkin terakumulasi seiring waktu. Seiring meningkatnya kesadaran publik, tekanan terhadap pembuat kebijakan untuk memperkuat regulasi juga semakin tinggi.
PFAS memiliki dampak serius yang dapat meningkatkan risiko kanker dan memengaruhi kesehatan anak-anak. Pemadam kebakaran adalah salah satu kelompok yang paling terpapar, dan penelitian terus berlangsung untuk memahami efek jangka panjang dari zat ini. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, ada harapan untuk penerapan regulasi yang lebih ketat guna melindungi kesehatan publik.
Sumber Asli: www.ehn.org