Bagaimana Penyebaran Kanker Tulang Terjadi?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa multiple myeloma beradaptasi dengan lingkungan baru saat keluar dari sumsum tulang, yang berpotensi mempengaruhi penyebarannya. Tim peneliti menemukan bahwa sel tumor dan sel imun berinteraksi secara dinamis di lesi kanker. Hasil penelitian ini bisa mengarah pada diagnosis dan pengobatan yang lebih akurat di masa depan.

Penelitian terbaru menggunakan analisis sel tunggal dan omik spasial mengungkap bagaimana multiple myeloma, kanker sumsum tulang yang tidak dapat disembuhkan, mulai menyebar dalam tubuh. Kanker ini sering kali berkembang secara tak terdeteksi selama bertahun-tahun dalam sumsum tulang, dan pada tahap lanjut, lesi terbentuk yang merusak tulang dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Tim multidisiplin dari beberapa institusi terkemuka sedang menyelidiki proses ini, menemukan bahwa sel kanker beradaptasi dengan lingkungan baru ketika keluar dari sumsum tulang.

Ketika sel tumor keluar dari sumsum tulang, ia menghadapi lingkungan yang berbeda, yang dapat membantu sel kanker bertahan hidup dan menyebar. Penelitian menunjukkan bahwa sel kanker mengalami diversifikasi yang signifikan saat starter ini, mempengaruhi interaksi mereka dengan sel imun di lesi kanker. Peneliti berhipotesis bahwa keragaman ini memungkinkan sel kanker untuk beradaptasi dan menyebar lebih efektif.

Dengan menggunakan teknologi inovatif, tim menganalisis reaksi sistem imun terhadap sel kanker yang keluar dari sumsum tulang. Mereka menemukan adanya perubahan signifikan dalam jenis dan jumlah sel imun di mikroenvironment lesi kanker. Prof. Simon Haas menjelaskan adanya co-evolusi antara sel tumor dan sel imun, di mana keduanya saling merespons perubahan yang terjadi.

Analisis dilakukan pada sampel jaringan dari lesi myeloma, yang diambil dari berbagai bagian tubuh melalui biopsi terpandu atau operasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel imun dan sel kanker di titik keluar dari tulang memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan contoh dari panggul, menunjukkan perlunya pengambilan sampel dari lokasi tersebut untuk penilaian yang lebih akurat mengenai penyakit ini.

Hasil penelitian ini dapat mempengaruhi diagnosis dan terapi myeloma di masa depan, memberikan harapan untuk pendekatan yang lebih presisi dalam menangani penyakit ini.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa multiple myeloma beradaptasi dan menyebar setelah keluar dari sumsum tulang, mempengaruhi interaksi dengan sistem imun. Hasil menunjukkan bahwa lokasi pengambilan sampel untuk diagnosis dapat diubah untuk meningkatkan ketepatan terapi. Temuan ini dapat membantu dalam pengembangan terapi yang lebih efektif di masa mendatang.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

About Samuel Miller

Samuel Miller is a veteran journalist with more than 20 years of experience in print and digital media. Having started his career as a news reporter in a small town, he rose to prominence covering national politics and economic developments. Samuel is known for his meticulous research and ability to present complex information in a reader-friendly manner. His dedication to the craft of journalism is matched only by his passion for ensuring accuracy and accountability in reporting.

View all posts by Samuel Miller →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *