Vaksin kanker dan terapi onkolitik mendapat perhatian dalam pengobatan kanker sel skuamosa. Uji klinis fase 2 menunjukkan harapan untuk meningkatkan respons imun dengan vaksin personal. Terapi baru dan kombinasi dipelajari untuk meningkatkan efektivitas tanpa meningkatkan toksisitas di pasien. Perkembangan ini diharapkan memberikan pilihan terapi yang lebih aman dan efektif bagi pasien.
Dr. Omid Hamid membahas kemajuan dalam terapi kanker, khususnya vaksin kanker dan terapi onkolitik untuk kanker sel skuamosa. Ia menginginkan uji klinis untuk menentukan penerapan terbaik dari pendekatan ini, yang diharapkan dapat memperkuat respons imun tanpa meningkatkan toksisitas. Vaksin telah membuktikan diri sebagai pilihan terapi yang optimal di berbagai pengaturan. Uji klinis fase 2, seperti KEYNOTE-942 dengan vaksin personalized mRNA-4157, menunjukkan harapan dalam pengobatan kanker.
Hamid menerangkan tentang jalur pengembangan berbagai kandidat vaksin, termasuk IO102/IO103 yang dikombinasikan dengan pembrolizumab (Keytruda). Vaksin ini menunjukkan respons yang menjanjikan di pengaturan metastatik, dengan tingkat respons lengkap yang tinggi. Pendekatan vaksin personal mRNA-4157 juga memperlihatkan potensi menggunakan neoantigen untuk mendorong respons T-sel. Hal ini bertujuan agar vaksin bisa digunakan lebih awal dalam proses pengobatan.
Vaksin seperti mRNA-4157 sedang dieksplorasi sebagai pengobatan neoadjuvan/adjuvan dalam kanker paru, lambung, dan pankreas, berpotensi meningkatkan durabilitas manfaat yang ada. Ada keinginan untuk mengeksplorasi checkpoint target dalam kombinasi dengan terapi lain, memperhatikan potensi efek samping minimal, sambil tetap mengembangkan terapi imun untuk meningkatkan efek.
Selain vaksin, terapi onkolitik seperti Replimune RP1/2/3, juga diharapkan membantu pasien CSCC, terutama yang imunosupresif setelah transplantasi. Peningkatan pengembangan terapi juga berpotensi memberikan manfaat bagi kanker non-melanoma. Kanker sel skuamosa memiliki mutasi tinggi, sehingga memperlihatkan respons baik terhadap terapi PD-1. Penemuan variasi genetik dapat membantu menentukan rencana pengobatan.
Terapi PARP, yang sering digunakan dalam tumor solid lain, juga menunjukkan sinergi dengan terapi imun dan radiasi di CSCC, membantu pasien dengan resistensi awal. Pembelajaran dari perkembangan kanker lain diharapkan dapat diaplikasikan untuk memperbaiki hasil dalam pengobatan CSCC yang sulit diobati.
Penelitian dan pengembangan vaksin kanker menjadi semakin penting dalam meningkatkan terapi untuk kanker sel skuamosa. Pendekatan neoadjuvan dan adjuvan dari vaksin serta kombinasi berbagai terapi diharapkan dapat meningkatkan hasil pasien tanpa menambah risiko toksisitas. Yang terpenting, keberhasilan dalam uji coba ini dapat menyediakan alternatif yang lebih efektif dan aman bagi pengobatan kanker yang kompleks ini.
Sumber Asli: www.onclive.com