Kesenjangan Pengujian Genetik dan Terapi untuk Kanker Prostat Lanjut

Studi ini mengungkapkan kesenjangan signifikan dalam pengujian genetik dan akses terapi PARP bagi pasien dengan kanker prostat metastatik yang resisten terhadap kastrasi (mCRPC). Hanya 19% pasien yang menjalani pengujian saat diagnosis, sementara 81% tidak melakukan pengujian HRRm. Dari yang positif, 58,4% tidak menerima terapi PARP yang seharusnya tepat waktu, menunjukkan perlunya perbaikan dalam praktik klinis.

Data dunia nyata menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengujian genetik dan penggunaan terapi yang ditargetkan untuk kanker prostat metastatik yang resisten terhadap kastrasi (mCRPC). Di simposium kecamatan kanker genitourinari American Society of Clinical Oncology 2025, dinyatakan bahwa 81% pasien tidak menjalani pengujian mutasi gen perbaikan rekombinasi homolog (HRRm) saat diagnosis, dan hanya 35% dari yang positif HRRm menerima pengobatan dengan inhibitor PARP sebelum lini ketiga terapi.

Penelitian ini mencakup 1.022 pasien mCRPC di mana 63,6% di antaranya melakukan pengujian HRRm. Dari jumlah tersebut, 21,2% menjalani pengujian germline, 58,8% pengujian somatik, dan 16,6% tidak diketahui. Pengujian dilakukan pada berbagai waktu, dengan hanya 19% yang diuji saat diagnosis. Kegagalan tes terjadi pada 9% pasien, sebagian besar disebabkan oleh kesalahan pada pengujian jaringan somatik.

Dari hasil pengujian, 38% pasien positif HRRm dan sekitar 58,4% diobati dengan inhibitor PARP, dengan 65% di antaranya menerima terapi setelah lebih dari tiga lini perawatan. Jenis gen positif HRRm yang paling umum adalah BRCA2 (33,6%) dan ATM (30,9%). Penelitian ini menyoroti kekhawatiran nyata atas tidak semua pasien positif BRCA1/2 dan ATM mendapatkan terapi inhibitor PARP yang layak.

Pengujian HRRm merupakan standar perawatan untuk mCRPC, namun laporan sebelumnya menunjukkan bahwa 40,8% pasien tidak menjalani pengujian ini. Penelitian ini menggunakan database deidentifikasi dari IntegraConnect untuk meneliti pasien dengan mCRPC dari 2020 hingga 2023, memfokuskan pada keberhasilan pengujian dan perawatan yang diterima.

Saat ini, peningkatan pendidikan berkelanjutan dan praktik pengujian yang terstandarisasi diperlukan untuk mengatasi kesenjangan yang ada dalam pengelolaan pasien mCRPC.

Penelitian ini menegaskan adanya kesenjangan dalam pengujian genetik dan terapi bagi pasien mCRPC, dengan banyak yang tidak menjalani pengujian HRRm pada waktu yang tepat dan juga tidak mendapatkan terapi PARP. Diperlukan upaya lebih lanjut dalam pengedukasian dokter dan standardisasi praktik untuk memastikan semua pasien menerima penanganan yang tepat.

Sumber Asli: www.targetedonc.com

About Aisha Tariq

Aisha Tariq is an accomplished journalist with expertise spanning political reporting and feature writing. Her travels across turbulent regions have equipped her with a nuanced perspective on global affairs. Over the past 12 years, Aisha has contributed to various renowned publications, bringing to light the voices of those often marginalized in traditional media. Her eloquent prose and insightful commentaries have garnered her both reader trust and critical acclaim.

View all posts by Aisha Tariq →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *