Penelitian menunjukkan bahwa sel kanker beradaptasi dengan kromosom ekstra melalui peningkatan stabilitas genom dan aktivitas gen pengatur pertumbuhan. Ini memberikan wawasan penting untuk pengembangan terapi kanker baru yang lebih terarah.
Penelitian di RPTU Universitas Kaiserslautern-Landau, Jerman, mengungkap mekanisme adaptasi pada sel kanker dengan jumlah kromosom berlebih yang dikenal sebagai aneuploidy. Sekitar 90 persen tumor terdiri dari sel aneuploid yang mampu bertahan dan berkembang meskipun memiliki beban genetik ini. Peneliti, dipimpin oleh Profesor Zuzana Storchová, menganalisis karakteristik genetik sel kanker dengan menggunakan metode bioinformatika dan bioteknologi untuk memahami alasan di balik adaptasi ini.
Tim penelitian menemukan bahwa sel kanker beradaptasi dengan cara: 1) meningkatkan stabilitas genom melalui faktor replikasi dan perbaikan DNA, 2) meningkatkan aktivitas faktor pertumbuhan sel FOXM1, dan 3) menghilangkan bagian DNA ekstra yang mengkode gen penekan tumor sambil mempertahankan gen yang mendorong pertumbuhan. Penelitian ini menjadi cikal bakal untuk pengembangan terapi kanker baru dengan menargetkan proses molekuler yang mendukung pertumbuhan sel kanker.
Dengan membandingkan data dari ratusan ribu tumor di database AS, peneliti memperkuat relevansi klinis temuan mereka. Mereka menyatakan bahwa penargetan terhadap FOXM1 bisa menjadi pendekatan yang menjanjikan dalam penelitian obat kanker selanjutnya. Penelitian ini memberikan panduan baru untuk memerangi kanker yang sering kali mampu bertahan meskipun mengalami perubahan genetik yang signifikan.
Temuan ini mengungkapkan pentingnya memahami mekanisme adaptasi sel kanker terhadap kromosom ekstra, dengan fokus pada stabilitas genom, aktivitas FOXM1, dan perubahan genetik. Penelitian ini menandai langkah maju dalam pengembangan strategi terapi yang lebih efektif untuk mengatasi kanker.
Sumber Asli: www.news-medical.net