Penyintas kanker yang merasa sakit lebih cenderung menggunakan rokok dan ganja, menurut studi terbaru. Merokok dan rasa sakit terkait dengan efek samping pengobatan dan kesehatan yang lebih buruk. Dua survei nasional menunjukkan hubungan ini, dengan pentingnya menangani rasa sakit dan penggunaan substansi bersama dalam perawatan kanker.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal CANCER menemukan bahwa adanya rasa sakit pada penyintas kanker meningkatkan kemungkinan mereka menggunakan rokok dan ganja. Selain itu, merokok dan adanya rasa sakit berkaitan dengan efek samping yang lebih banyak dan kondisi kesehatan yang lebih buruk pada penyintas. Hubungan ini ditemukan melalui analisis data dari dua survei nasional: 1.252 orang dewasa dari PATH Study dan 4.130 orang dewasa dari National Health Interview Survey.
Data dari PATH menunjukkan bahwa intensitas rasa sakit dalam seminggu terakhir berhubungan dengan peningkatan penggunaan rokok, e-rokok, dan ganja, sementara mengurangi kemungkinan penggunaan alkohol. Temuan dari National Health Interview Survey juga menunjukkan bahwa rasa sakit kronis terkait dengan kecenderungan merokok yang lebih tinggi dan penggunaan alkohol yang lebih rendah. Dalam kedua studi ini, merokok dan rasa sakit berkaitan erat dengan kelelahan, kesulitan tidur, serta kualitas hidup yang lebih rendah.
Temuan ini menekankan pentingnya penanganan rasa sakit dan penggunaan substansi secara bersamaan dalam perawatan kanker. Rasa sakit dapat mendorong penggunaan substansi, dan sebaliknya, penggunaan substansi dapat memperburuk rasa sakit, menciptakan siklus yang sulit diputus. Jessica M. Powers, penulis utama dari Northwestern University, mengingatkan bahwa meskipun penyintas kanker bisa menggunakan rokok atau substansi untuk meredakan sakit, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan mereka.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara rasa sakit dan penggunaan substansi non-opioid pada penyintas kanker. Penyintas kanker lebih cenderung menggunakan rokok dan ganja saat mengalami rasa sakit, yang berimplikasi negatif terhadap kesehatan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menanggulangi kedua faktor tersebut dalam perawatan medis untuk penyintas kanker.
Sumber Asli: www.news-medical.net