Penelitian di Simposium Kanker Genitourinari ASCO mengeksplorasi dampak ADT bagi pasien kanker prostat, menekankan perlunya pendekatan terapi yang individual. Meskipun ADT bermanfaat untuk kontrol kanker, kualitas hidup pasien berisiko menurun, terutama dalam ADT jangka panjang. Hemat perhatian lebih pada kesejahteraan pasien dalam pengobatan diperlukan.
Penelitian terbaru di Simposium Kanker Genitourinari ASCO menyoroti kualitas hidup dan dampak terapi deprivasi androgen (ADT) pada pasien kanker prostat. Investigasi global menunjukkan perlunya pemilihan pasien yang cermat dan pendekatan terapi yang dipersonalisasi. ADT, termasuk orchiektomi dan pengobatan medis, sangat penting tetapi juga memiliki dampak negatif pada kualitas hidup pasien.
Studi menyelidiki dua metode ADT: monoterapi dan kombinasi dengan radioterapi pasca-prostatektomi. Analisis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam kelangsungan hidup antara ADT terus menerus dan intermiten, meskipun ADT intermiten menawarkan potensi untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Sebuah analisis menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan ADT setelah radioterapi mengalami penurunan signifikan dalam kualitas hidup setelah 59 bulan. Ketidaksetaraan ini diperburuk dengan durasi ADT yang panjang, yang berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih buruk secara signifikan. Sebagai hasilnya, ADT terlihat sebagai prediktor independen kualitas hidup yang lebih rendah.
Temuan menunjukkan bahwa meskipun ADT bermanfaat untuk manajemen kanker, dampak jangka panjangnya pada kualitas hidup harus dipertimbangkan. Ada kebutuhan mendesak untuk pendekatan perawatan yang lebih terarah untuk menyeimbangkan kontrol penyakit dan dampak pada kesehatan pasien.
Dari penelitian ini, jelas bahwa terapi deprivasi androgen (ADT) memberikan manfaat onkologis tetapi memiliki dampak negatif pada kualitas hidup pasien. Durasi ADT terkait dengan penurunan kualitas hidup yang lebih besar. Pendekatan pengobatan yang dipersonalisasi sangat penting dalam meminimalkan beban jangka panjang untuk pasien kanker prostat.
Sumber Asli: www.ajmc.com