Konsumsi yogurt dua porsi atau lebih per minggu dapat menurunkan risiko kanker kolorektal tertentu hingga 20%. Efek perlindungan paling kuat pada kanker kolon proksimal yang sulit dideteksi. Penelitian dari Mass General dan Harvard menunjukkan hubungan antara yogurt dan bakteri Bifidobacterium dalam kanker kolorektal. Temuan ini mendukung perlunya pendekatan yang lebih personal dalam strategi pencegahan kanker.
Konsumsi yogurt jangka panjang, dengan dua atau lebih porsi per minggu, dikaitkan dengan penurunan risiko 20% dalam mengembangkan jenis-jenis kanker kolorektal tertentu. Terutama, efek perlindungan ini paling kuat terhadap kanker di kolon proksimal yang lebih sulit dideteksi dan memiliki hasil kelangsungan hidup yang buruk. Penelitian menunjukkan tidak semua kanker kolorektal bereaksi sama terhadap konsumsi yogurt, sehingga strategi pencegahan kanker mungkin perlu disesuaikan berdasarkan komposisi bakteri usus individu.
Di Boston, sebuah studi terbaru menyoroti manfaat yogurt tidak hanya bagi kesehatan pencernaan, tetapi juga dalam pencegahan kanker kolorektal. Penelitian yang melibatkan lebih dari 132.000 profesional kesehatan menunjukkan hubungan antara pola konsumsi yogurt dan diagnosis kanker kolorektal yang spesifik terhadap keberadaan bakteri Bifidobacterium.
Temuan berdasarkan dua studi besar, termasuk Nurses’ Health Study dan Health Professionals Follow-up Study, menunjukkan bahwa partisipan yang mengkonsumsi dua atau lebih porsi yogurt per minggu memiliki risiko lebih rendah terkena tumor positif Bifidobacterium dibandingkan mereka yang mengkonsumsi kurang dari satu porsi per bulan. Bifidobacterium, yang sering terdapat dalam yogurt, berperan penting dalam menjaga kesehatan usus.
Dari 3.079 kasus kanker kolorektal yang didokumentasikan, 31% di antaranya positif Bifidobacterium. Penelitian menunjukkan efek perlindungan paling kuat di kolon proksimal, yang menawarkan tantangan lebih besar dalam deteksi kanker. Kolon proksimal sering tumbuh tanpa gejala jelas, membuatnya sulit terdeteksi selama prosedur kolonoskopi.
Yogurt dipercaya bermanfaat untuk kesehatan gastrointestinal. Temuan ini mengindikasikan bahwa efek perlindungannya mungkin spesifik untuk tumor positif Bifidobacterium. Makanan fermentasi seperti yogurt dapat membantu menciptakan keseimbangan mikrobioma usus yang lebih sehat, memengaruhi risiko kanker. Namun, perlu lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah jenis yogurt tertentu memberikan manfaat perlindungan yang lebih besar.
Meskipun konsumen yogurt dalam penelitian menunjukkan kebiasaan sehat lainnya, hubungan antara konsumsi yogurt dan risiko kanker tetap signifikan. Ini menunjukkan bahwa pola diet yang lebih luas dan kesehatan fisik berperan dalam pengurangan risiko kanker kolorektal.
Riset mengungkapkan hubungan baru antara konsumsi yogurt, bakteri usus, dan risiko kanker kolorektal. Temuan ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana mikrobioma memengaruhi perkembangan dan progresi kanker. Penelitian di masa depan akan menyelidiki interaksi antara pilihan diet dan mikrobioma individu untuk merancang rekomendasi diet yang lebih personal bagi pencegahan kanker kolorektal.
Studi ini, yang dipublikasi dalam jurnal Gut Microbes, mengandalkan data dari dua studi jangka panjang dan mencakup lebih dari 3 juta tahun orang terpantau. Meskipun ada beberapa keterbatasan dalam pengumpulan data dan keberagaman populasi, hasil penelitian ini menambah bukti terkait dampak diet terhadap kesehatan.
Kesimpulannya, konsumsi yogurt jangka panjang berpotensi mengurangi risiko kanker kolorektal, terutama untuk tumor yang positif Bifidobacterium. Hal ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut mengenai spesifik yogurt dan interaksi mereka dengan mikrobioma usus individu. Agar hasil lebih optimal, pencegahan kanker mesti mencakup skrining rutin dan pola hidup sehat.
Sumber Asli: studyfinds.org