Ilmuwan mengembangkan vesikel darah merah untuk mengantarkan obat kanker dengan lebih efektif, khususnya untuk menangani resistensi pada kanker paru. Metode ini menggunakan oligonukleotida antisense yang dikustomisasi untuk menargetkan mutasi spesifik, menjanjikan pengobatan yang lebih tepat. Kendala pengantaran obat konvensional teratasi dengan menggunakan vesikel ekstraseluler yang alami, meningkatkan potensi terapi personalized.
Ilmuwan telah mengembangkan metode inovatif menggunakan vesikel yang berasal dari sel darah merah untuk mengantarkan oligonukleotida antisense (ASO) yang disesuaikan, menawarkan harapan untuk mengatasi resistensi obat pada kanker paru-paru. Kanker paru-paru, khususnya kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC), sering kali ditandai dengan perubahan genetik yang berkontribusi pada pertumbuhan tumor. Meskipun pengobatan dengan inhibitor tirosin kinase (TKI) efektif pada awalnya, munculnya mutasi sekunder mengakibatkan resistensi, menyulitkan perawatan lanjutan.
Penelitian menunjukkan bahwa mutasi di reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) adalah umum dalam NSCLC. Meskipun osimertinib sebagai TKI generasi ketiga berhasil menangani beberapa mutasi, tumor dapat mengembangkan mutasi baru yang memudarkan efektivitasnya. Ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk terapi baru yang dapat mengikuti adaptasi kanker. Pendekatan menggunakan ASO menawarkan solusi dengan dapat disesuaikan terhadap mutasi genetik spesifik, mendukung tujuan pengobatan yang lebih presisi.
Namun, pengiriman ASO menghadapi tantangan, karena mudah terdegradasi dalam aliran darah dan sulit mencapai sel tumor. Untuk mengatasinya, tim peneliti menerima inspirasi dari vesikel ekstraseluler (EV) yang secara alami dibawa oleh sel. Tim yang dipimpin oleh Asisten Profesor Minh Le dari Universitas Nasional Singapura berhasil mengembangkan metode pengiriman menggunakan RBCEV yang direkayasa untuk mengantarkan ASO secara langsung ke sel kanker, menjamin rekening pengantaran yang efektif dan mengurangi efek samping.
Dalam uji coba laboratorium, RBCEV yang dimuat ASO menunjukkan dampak anti-kanker yang kuat, dengan dosis dapat menekan ekspresi protein EGFR pada sel kanker tanpa merusak sel normal. “Mutasi EGFR adalah pendorong paling umum kanker paru di populasi Asia,” kata Asisten Profesor Minh. Inovasi ini berpotensi mengatasi resistensi obat sekaligus memajukan aplikasi pengobatan kanker personal yang lebih baik melalui terapi yang disesuaikan dengan profil genetik unik setiap pasien.
Asosiasi Profesor Tam Wai Leong menekankan bahwa kemampuan untuk secara tepat mengeliminasi sel kanker EGFR berpadu dengan perlindungan sel normal adalah kemajuan signifikan. Keuntungan RBCEV sebagai kendaraan pengiriman meliputi produksi massal dan modifikasi untuk menargetkan jaringan tertentu, dengan risiko reaksi imun yang lebih kecil dibandingkan pembawa sintetis. Penelitian ini menjadi konfirmasi bahwa pengiriman RNA terapeutik yang tepat ke sel tumor dapat mengubah pengobatan kanker.
Penelitian ini menunjukkan potensi besar untuk menggunakan vesikel yang berasal dari sel darah merah dalam pengiriman obat kanker, khususnya dengan mengfokuskan pada mutasi EGFR. Dengan kemampuan untuk menyesuaikan ASO ke mutasi baru, ini dapat berkontribusi pada pengobatan kanker yang lebih efektif dan personal. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada efektivitas, tetapi juga menghargai pengurangan efek samping, memberikan harapan baru bagi pasien kanker.
Sumber Asli: www.thebrighterside.news