Tuspetinib Menunjukkan Potensi dalam Pengobatan Leukemia Mieloid Akut

Tuspetinib, terapi eksperimental, menunjukkan potensi dalam pengobatan leukemia mieloid akut (AML) pada pasien dewasa yang tidak memenuhi syarat untuk kemoterapi induksi. Dalam uji coba TUSCANY, dua dari empat pasien mencapai remisi lengkap setelah siklus pertama. Studi ini berlanjut untuk merekrut pasien baru dengan AML di berbagai lokasi.

Tuspetinib, sebuah terapi eksperimental dari Aptose Biosciences, menunjukkan potensi dalam mengobati orang dewasa dengan leukemia mieloid akut (AML) yang baru didiagnosis dan tidak memenuhi syarat untuk kemoterapi induksi. Data dari empat pasien AML pertama dalam uji klinis Phase 1/2 TUSCANY (NCT03850574) menunjukkan bahwa kombinasi tuspetinib dengan dua terapi kanker darah yang disetujui, venetoclax dan azacitidine, memberikan hasil yang menjanjikan. Perawatan kombinasi ini dikenal sebagai TUS+VEN+AZA.

Dalam studi TUSCANY, yang saat ini masih membuka pendaftaran di AS, pasien baru didiagnosis AML yang terlibat tidak memenuhi syarat untuk kemoterapi induksi. Empat pasien yang menerima tuspetinib dengan dosis 40 mg per hari bersama venetoclax dan azacitidine sudah menyelesaikan siklus perawatan pertama selama 28 hari. Ketiga pasien tersebut memiliki gen FLT3 tipe liar yang dapat berhubungan dengan perjalanan penyakit yang lebih baik.

Hingga saat ini, tidak ada efek samping yang menunjukkan bahwa dosis tuspetinib yang digunakan terlalu tinggi. Tuspetinib berfungsi menghambat aktivitas berbagai kinases yang terlibat dalam sinyal selular dan pertumbuhan, yang sering kali berperan dalam perkembangan kanker. Data farmakologis menunjukkan bahwa tingkat azacitidine tidak mempengaruhi kadar tuspetinib dalam aliran darah pasien.

Dari empat pasien, dua pasien berhasil mencapai remisi lengkap setelah siklus pengobatan pertama, termasuk satu pasien dengan mutasi gen TP53 yang sering berhubungan dengan kanker yang lebih agresif. Satu pasien lainnya menunjukkan penurunan signifikan sel kanker meski tidak mencapai remisi setelah siklus pertama, dan sedang melanjutkan perawatan di siklus kedua. Uji coba terus merekrut peserta antara usia 18 hingga 75 tahun yang baru didiagnosis AML dan tidak layak menerima kemoterapi intensif.

Tuspetinib awalnya ditemukan oleh Hanmi Pharmaceutical, dan pengembangan oleh Aptose dimulai pada tahun 2022. Penelitian mengenai efektivitas dan keamanan terus berlangsung, dengan harapan untuk laporkan data tambahan dari studi ini.

Tuspetinib menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam pengobatan AML tanpa kemoterapi induksi. Hasil siginifikan terlihat dari dua pasien yang mencapai remisi lengkap. Studi ini menunjukkan efektivitas dan profil keamanan yang baik, serta menjanjikan bagi populasi pasien yang lebih luas, termasuk mereka dengan mutasi gen.

Sumber Asli: rarecancernews.com

About Jasper Nguyen

Jasper Nguyen is a highly respected journalist with a decade-long career focused on economics and technology. His growth as a reporter began at a local newspaper, where he honed his skills in storytelling and investigative techniques. Now, he regularly contributes insightful articles to major news platforms, analyzing the impact of technology on modern society. Recognized for his clear and accessible writing style, Jasper engages a wide array of readers from various backgrounds.

View all posts by Jasper Nguyen →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *