Dr. Debu Tripathy menjelaskan bahwa penting untuk membedakan kanker payudara HER2-low dan HER2-ultralow. Tes HER2 diperlukan untuk menentukan kelayakan terapi konjugat antibodi. Enhertu telah disetujui FDA dan menunjukkan respons tahan lama, namun efektivitasnya dibandingkan terapi target membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Dr. Debu Tripathy menekankan pentingnya pemahaman tentang perbedaan antara kanker payudara HER2-low dan HER2-ultralow. Semua pasien kanker payudara yang mungkin menjadi kandidat terapi konjugat antibodi harus menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan gi Enhertu (fam-trastuzumab deruxtecan-nxki), yang disetujui FDA pada 27 Januari. Meskipun agen ini menunjukkan respons yang tahan lama dan lebih baik dibandingkan kemoterapi standar, efektivitasnya dibandingkan terapi target masih perlu diselidiki lanjut.
Dalam wawancara dengan CUREĀ®, Tripathy menekankan pentingnya menguji konten HER2 di tumor pasien. Semua kandidat untuk terapi konjugat antibodi sebaiknya menjalani pengujian ini agar bisa menggunakan Enhertu. Data menunjukkan pasien dapat memperoleh respons tahan lama dari obat ini, meskipun dibandingkan terapi target, hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut.
Penting juga untuk memastikan bahwa patolog yang melakukan pengujian memiliki pengetahuan yang memadai untuk melaporkan tingkat HER2 positif dan negatif. Dalam kelompok negatif, ada yang disebut HER2-low (1+ dan 2+, dengan 2+ sebagai FISH negatif) dan kategori baru HER2-ultralow. Pemahaman tentang perbedaan ini penting karena pasien dalam kategori ultralow juga memenuhi syarat untuk pengobatan dengan Enhertu.
Kesimpulannya, pemahaman mengenai HER2-low dan HER2-ultralow sangat penting dalam terapi kanker payudara. Tes HER2 harus dilakukan untuk menentukan kelayakan pasien dalam terapi konjugat antibodi seperti Enhertu. Kolaborasi antara onkolog dan patolog dalam memahami hasil tes sangat diperlukan untuk perencanaan pengobatan yang tepat.
Sumber Asli: www.curetoday.com