Ilmuwan Temukan Mengapa Sel Berespons Berbeda Terhadap Radioterapi

Para peneliti di CMRI berhasil menjelaskan perbedaan cara kematian sel kanker setelah terapi radiasi. Temuan ini dapat meningkatkan pengobatan kanker dengan mengoptimalkan respons imun terhadap sel kanker. Penelitian ini menyoroti kompleksitas perbaikan DNA dan relevansi jalur pemulihan dalam menentukan hasil terapi.

Para ilmuwan dari Children’s Medical Research Institute (CMRI) telah menjawab misteri besar dalam penelitian kanker, yaitu mengapa sel-sel mati dengan cara yang berbeda setelah terapi radiasi. Temuan ini membuka peluang baru untuk meningkatkan pengobatan dan meningkatkan tingkat kesembuhan. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Radoslaw Szmyd dan diterbitkan dalam Nature Cell Biology.

Terapi radiasi adalah metode pengobatan kanker yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa perbaikan DNA, yang umumnya melindungi sel-sel sehat, mempengaruhi cara sel kanker mati setelah terapi. Beberapa bentuk kematian sel tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan, sedangkan yang lainnya memicu respons imun yang membunuh sel kanker lainnya.

“Hasil mengejutkan dari penelitian kami adalah bahwa perbaikan DNA menentukan cara sel kanker mati setelah terapi radiasi,” kata Prof. Cesare. Sel-sel kanker yang mengalami perbaikan DNA melalui rekombinasi homolog akan mati saat melakukan pembelahan sel, tetapi tidak memicu respons imun. Hal ini tidak diinginkan.

Tim peneliti menemukan bahwa dengan memblokir proses rekombinasi homolog, cara sel kanker mati berubah, sehingga memicu respon imun yang kuat. Sel kanker dengan mutasi pada gen BRCA2, penting untuk kanker payudara, tidak mati selama pembelahan sel setelah terapi radiasi.

Prof. Cesare mengapresiasi keberhasilan ini berkat teknologi mikroskop sel hidup yang memungkinkan timnya mengikuti sel yang terpapar radiasi selama seminggu. Asisten Profesor Harriet Gee menambahkannya bahwa temuan ini menjawab pertanyaan klinis yang telah membingungkan bidang ini selama 30 tahun.

“Kami menemukan bahwa cara sel tumor mati setelah terapi radiasi bergantung pada jalur perbaikan DNA tertentu,” ucapnya. Penelitian ini membuka peluang baru untuk meningkatkan efektivitas radiasi dengan menggabungkannya dengan terapi lain, terutama imunoterapi.

Prof. Cesare juga mengapresiasi upaya Dr. Szmyd yang telah bekerja selama enam tahun untuk memecahkan masalah ini. “Penemuan ini dapat memberikan dampak besar bagi kehidupan pasien kanker,” ujarnya.

Penemuan oleh para ilmuwan CMRI mengungkapkan bahwa cara sel kanker mati setelah terapi radiasi tergantung pada proses perbaikan DNA. Hal ini berpotensi untuk mengembangkan metode baru dalam pengobatan kanker, terutama dengan memanfaatkan respons imun tubuh. Dengan memahami mekanisme ini, terapi radiasi dapat lebih efektif dan meningkatkan peluang kesembuhan pasien.

Sumber Asli: www.technologynetworks.com

About Chloe Kim

Chloe Kim is an innovative journalist known for her work at the intersection of culture and politics. She has a vibrant career spanning over 8 years that includes stints in major newsrooms as well as independent media. Chloe's background in cultural studies informs her approach to reporting, as she amplifies stories that highlight diverse perspectives and experiences. Her distinctive voice and thought-provoking articles have earned her a loyal following.

View all posts by Chloe Kim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *