Lipedema adalah pembengkakan akibat kelebihan cairan yang sering muncul setelah pengobatan kanker payudara. MSK memfokuskan perhatian pada screening dan pencegahan untuk mengurangi risiko lipedema, serta menawarkan berbagai pilihan terapi dan bedah. Pengelolaan yang efektif dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita.
Ringkasan
Lipedema adalah pembengkakan akibat penumpukan cairan, yang sering terjadi setelah pengangkatan kelenjar getah bening pada pengobatan kanker payudara. Pengobatan di MSK mencakup terapi lymphedema, teknologi diagnosis terkini, serta opsi bedah untuk mengurangi gejala. Meskipun tidak ada obat untuk lipedema, langkah pencegahan dan pengelolaan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup pasien.
Apa itu Lipedema?
Lipedema (LIM-fuh-DEE-muh) adalah kondisi pembengkakan disebabkan oleh akumulasi cairan. Hal ini biasanya terjadi setelah pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak atau setelah radiasi di area tersebut. Pembengkakan ini dapat terjadi pada lengan, tangan, payudara, dinding dada, maupun kaki. Terapi lymphedema dicatat sebagai langkah yang sangat bermanfaat setelah operasi kanker payudara.
Diagnosis dan Pencegahan
Banyak orang tidak menyadari gejala lipedema. Penelitian menunjukkan bahwa wanita kulit hitam dan Hispanik berisiko tinggi mengalaminya setelah diseksi kelenjar getah bening. Kurangnya informasi dapat menyulitkan pencegahan. Di MSK, penyedia layanan kesehatan akan menilai riwayat kesehatan dan pengobatan pasien untuk mengidentifikasi risiko.
Gejala Lipedema
Ciri-ciri lipedema meliputi:
– Pembengkakan di lengan, tangan, payudara, atau dinding dada
– Rasa berat, nyeri, atau ketegangan di lengan
– Kelelahan pada lengan dan nyeri saat digerakkan
Gejala ini perlu diperhatikan agar pengobatan dapat segera dilakukan.
Teknologi Diagnosis di MSK
MSK menggunakan teknologi terbaru untuk mendiagnosis dan mengevaluasi lipedema. Metode ini termasuk indosianin hijau dan pencitraan resonansi magnetik untuk memvisualisasikan sistem limfatik dengan jelas. Pengujian ini mengenali risiko lipedema dan membantu memilih metode pengobatan yang tepat.
Cara Mencegah Lipedema
Lipedema dapat muncul kapan saja setelah pengobatan, paling sering dalam beberapa tahun pertama setelah operasi. Beberapa pemicu meliputi:
– Cedera, infeksi, atau trauma pada lengan
– Kenaikan berat badan
Pencegahan dapat dilakukan dengan: menjaga kebersihan kulit, menggunakan lotion, dan menghindari pakaian ketat.
Keunggulan MSK
MSK memiliki program pencegahan dan penanganan lipedema yang komprehensif, didukung oleh peneliti dengan pengalaman mendalam. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa teknik bedah yang disebut pemulihan limfatik segera mungkin membantu mengurangi risiko lipedema. Keberhasilan metode ini dapat mengurangi kebutuhan akan pakaian kompres di masa depan.
Pengobatan Lipedema
Terapi lipedema mencakup terapi dengan terapis fisik dan okupasi serta opsi bedah. Terapi ini melibatkan pengelolaan kulit, latihan, dan penanganan melalui lulur. Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan ahli. MSK menawarkan layanan terapi lymphedema di beberapa lokasi di New York City dan sekitarnya.
Surgery untuk Lipedema
Pengobatan bedah, seperti bypass limfovenous, transplantasi kelenjar getah bening, atau liposuction dapat dipertimbangkan. Bypass limfovenous membantu mengalihkan cairan, sementara transplantasi menggantikan kelenjar yang diangkat. Liposuction digunakan untuk menghapus jaringan lemak berlebihan akibat lipedema.
Pertanyaan Umum
Risiko lipedema tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Misalnya, diseksi kelenjar limfa memiliki risiko 20%-25% untuk mengembangkan lipedema, lebih tinggi dibandingkan dengan biopsi kelenjar sentinel yang hanya 5%-7%. Perawatan dini setelah diagnosis sangat penting untuk mengelola risiko dan mengurangi dampak.
MSK menawarkan pendekatan komprehensif untuk diagnosis, pencegahan, dan pengobatan lipedema, yang sering terjadi setelah pengobatan kanker payudara. Dengan menggunakan teknologi canggih dan penelitian mutakhir, mereka dapat mengidentifikasi risiko, mendiagnosis lebih awal, serta menawarkan berbagai opsi pengobatan, termasuk terapi non-bedah dan bedah. Kesadaran akan gejala dan penyuluhan mengenai langkah pencegahan juga sangat penting bagi pasien.
Sumber Asli: www.mskcc.org