Skrining kanker kolorektal sangat penting meskipun kolonoskopi sering dianggap menakutkan. Terdapat alternatif yang kurang invasif, termasuk beberapa tes. Mempertimbangkan jenis dan kebutuhan pribadi bisa membantu memilih skrining yang tepat.
Pengujian skrining kanker kolorektal penting untuk mendeteksi kanker dan polip pra-kanker. Meskipun kolonoskopi sering dikhawatirkan, ada beberapa alternatif skrining kurang invasif yang efektif seperti tes visual, tes berbasis darah, dan tes tinja. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan skrining.
Alternatif Skrining Kanker Kolorektal:
1. Kolonoskopi: Melihat seluruh kolon dan bisa melakukan biopsi. Namun, memerlukan persiapan yang lengkap dan risiko kecil infeksi.
2. CT Kolonografi: Pemeriksaan cepat tanpa sedasi, tetapi bisa melewatkan polip kecil dan membutuhkan kolonoskopi jika ada hasil abnormal.
3. Sigmoidoskopi: Hanya menilai bagian bawah kolon; tidak umum digunakan dan bisa menyebabkan ketidaknyamanan.
4. Tes Berbasis Darah: Mudah dan tidak memerlukan persiapan, tetapi bisa terlewatkan kanker.
5. Tes Tinja: Mudah dilakukan di rumah, tanpa risiko langsung ke kolon, tetapi bisa memiliki hasil positif palsu.
Kapan Melakukan Skrining Kanker Kolorektal:
– Risiko Rata-rata: Mulai skrining pada usia 45 dan dilakukan setiap 10 tahun.
– Risiko Tinggi: Mulai sebelum usia 45 sesuai anjuran dokter, berdasarkan riwayat keluarga dan kesehatan pribadi.
Skrining kanker kolorektal penting untuk deteksi dini. Meskipun kolonoskopi tetap menjadi metode terbaik, alternatif yang kurang invasif juga tersedia. Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk menentukan waktu dan jenis skrining yang tepat.
Sumber Asli: atriumhealth.org