Kepatuhan lebih tinggi terhadap diet Mediterania dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk kanker terkait obesitas. Penelitian ini mencakup 450,111 peserta dan menunjukkan bahwa efek positif tidak dipengaruhi oleh BMI atau rasio pinggang-pinggul. Hasilnya mencatat kolorektal, hati, dan ginjal sebagai jenis kanker yang paling terpengaruh.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kepatuhan yang lebih tinggi terhadap diet Mediterania dapat mengurangi risiko kanker terkait obesitas, termasuk kanker hati, ginjal, dan kolorektal. Analisis ini menyatakan bahwa hubungan tersebut tidak dipengaruhi oleh indeks massa tubuh (BMI) atau rasio pinggang-pinggul.
Data dari 450,111 peserta dalam studi EPIC menilai pola makan menggunakan kuesioner spesifik negara. Partisipan dinilai berdasarkan kepatuhan diet Mediterania pada skala 9 poin. Dengan periode tindak lanjut median 14.9 tahun, studi mencatat 4.9% peserta mengembangkan kanker terkait obesitas.
Hasil menunjukkan bahwa peserta yang sangat mematuhi diet Mediterania memiliki risiko lebih rendah dibandingkan yang kurang mematuhi (HR 0.94). Analisis spesifik situs menunjukkan kepatuhan tinggi terkait dengan risiko lebih rendah untuk kanker kolorektal (HR 0.92), kanker hati (HR 0.52), dan kanker ginjal (HR 0.67).
Penulis studi menekankan pentingnya lebih banyak penelitian untuk memahami mekanisme di balik pengurangan risiko kanker terkait diet Mediterania, meski hasil awal menunjukkan kepatuhan sedang juga bermanfaat. Penelitian memiliki beberapa keterbatasan, termasuk data yang diperoleh hanya dari awal dan kemungkinan bias dalam informasi antropometri.
Studi ini didukung oleh beberapa organisasi, termasuk Instituto de Salud Carlos III dan Wellcome Trust, serta peneliti melaporkan beberapa hibah yang diterima.
Studi ini menegaskan bahwa dieta Mediterania dapat berkontribusi pada pengurangan risiko kanker terkait obesitas. Partisipasi yang lebih baik dalam pola makan ini tampaknya berdampak positif pada kesehatan, terlepas dari faktor berat badan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi cara di mana pola makan dapat mempengaruhi risiko kanker secara lebih mendalam.
Sumber Asli: www.medscape.com