Tim peneliti Boston University menemukan RNA baru, saRNA, yang dapat digunakan untuk vaksin COVID-19 dan terapi kanker. Dengan mengubah struktur saRNA, tim berhasil menghasilkan vaksin efektif yang bekerja pada dosis lebih rendah. Penemuan ini membuka peluang besar untuk penelitian lebih lanjut dalam pengobatan gen dan kanker.
Sejumlah peneliti dari Boston University secara tidak sengaja menemukan tipe RNA baru yang dapat merevolusi vaksin COVID-19 dan pengobatan kanker. Penelitian ini dimulai oleh mahasiswa doktoral Joshua McGee dan Jack Kirsch yang bereksperimen dengan RNA. Mereka mengubah struktur kimia dari RNA yang dikenal sebagai self-amplifying RNA (saRNA), yang dapat memperbanyak diri di dalam sel dan memproduksi lebih banyak protein yang diinginkan.
Setelah berhasil dengan modifikasi saRNA mereka, tim melanjutkan penelitian di laboratorium NEIDL, menguji vaksin modifikasi terhadap COVID-19 pada tikus. Vaksin ini memberikan perlindungan yang sama baiknya dengan vaksin mRNA saat diberikan dalam dosis yang lebih rendah. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Nature Biotechnology.
Meskipun ada tantangan dalam penggunaan saRNA, penemuan ini membuka kemungkinan untuk meningkatkan efektivitas vaksin dan memperpanjang perlindungan terhadap virus. saRNA juga dapat digunakan untuk terapi gen dengan memproduksi gen yang hilang atau obat antikanker untuk mengatasi penyakit tertentu.
Penelitian ini berpotensi menjanjikan bagi pengobatan masa depan, yang dapat menurunkan dosis yang dibutuhkan untuk aplikasi terapeutik lainnya. Grinstaff dan timnya mendapatkan dana $3 juta dari NSF untuk melanjutkan eksplorasi teknologi saRNA.
RNA adalah molekul penting yang membantu membawa instruksi genetik dalam sel. Penelitian sebelumnya telah memanfaatkan RNA, khususnya mRNA, dalam pengembangan vaksin COVID-19. Penemuan baru menjanjikan penggunaan RNA baru, saRNA, yang dapat mereplikasi diri untuk meningkatkan dosis protein tanpa harus meningkatkan volume vaksin.
Penemuan saRNA oleh peneliti di Boston University memiliki potensi untuk merevolusi vaksin dan pengobatan kanker, dengan meningkatkan efektivitas vaksin dan mengurangi dosis yang diperlukan. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat jangka panjang dari teknologi ini dan aplikasinya dalam bidang medis lainnya.
Sumber Asli: www.bu.edu